http://picasion.com/gl/2jwY/


widgets
http://picasion.com/gl/1Nts/

KEBIJAKSANAAN

:: KEBIJAKSANAAN DAN CINTA ::

Bila MATA tidak terhalang maka hasilnya adalah PENGLIHATAN
Bila TELINGA tidak terhalang maka hasilnya adalah PENDENGARAN
Bila HIDUNG tidak terhalang maka hasilnya adalah PENCIUMAN
Bila MULUT tidak terhalang maka hasilnya adalah PENGECAPAN
Bila PIKIRAN tidak terhalang maka hasilnya adalah KEBIJAKSANAAN
Kebijaksanaan hadir pada saat Anda melepaskan semua penghalang yang Anda ciptakan sendiri melalui konsep dan proses
pembiasaan yang Anda alami.
Kebijaksanaan bukanlah sesuatu yang didapatkan; kebijaksanaan bukanlh pngalaman kebijaksanaan
bukanlah penerapan ilusi yang Anda dapatkan kemarin untuk memecahkan persoalan hari ini.
Kebijaksanaan berarti kepekaan terhadap situasi tertentu, pada orang tertentu, tidak terpengaruh
oleh pengalaman masa lalu yang masih melekat dalam ingatan atau oleh sisa-sisa ingatan mengenai
pengalaman di masa lalu. Saya akan menambahkan satu kalimat lain pada kalimat yang sudah saya baca tadi :

"BILA HATI TIDAK TERHALANG MAKA HASILNYA ADALAH CINTA."

Indahnya yang di Ciptakan Allah di Dalam Anggauta tubuh Wanita

Sebening Mata Indahmu Bola mata indah tertutup jilbab itu menari-menari dipelupuk mata ini..

Subhanallah..indahnya mata itu..Allah pemilik segalah keindahan.. mata lentik itu..selalu menyorotkan kebesaran cintaMu..

Mata itu..selalu mengalirkan kesejukan dalam hati.. kesejukan dan kebeningan namaMu Rabby..

Dari Mata itu.. menuRunkan kesejukan mengalirkan ktentraman melewati nadi yang kering menuju gumpalan Hati melelehkan..menghancur leburkan bongkahan hati yang tertutup rapat Allah..

mata indah itu Engkau kirimkan melumerkan hati yang mati..
hati yang beku akan makna rasa itu.

. Sepasang mata indah mewakili akan makna kebesaran kasih dan kebeseranNya.. sebening mata indahmu ~ dari ruang rindu ~ ✿`*•.¸¸.•* (¸.•'´ (¸.•'´*¤* `'•.¸) `'•.¸) `*•.¸¸.•*✿

Arti Sebuah Cinta Yang Sesungguhnya

Kalau tangan Anda tergores pisau kemudian mengeluarkan drah, dan mata Anda menangis karenanya, maka itulah bentuk kecintaan mata
Anda kepada tangan Anda.

Dan jika tangan Anda menyeka air mata yang membasahi pipi, maka itulah bentuk kecintaan tangan Anda kepada mata Anda. Ikatan cinta keduanya terjalin sejak lama, bahkan semenjak Anda sama sekali
tidak menyadarinya.

Kalau kaki Anda tertusuk duri,
kemudian mulut Anda merintih
karenanya, maka itulah bentuk
kecintaan mulut Anda kepadanya. Kalau mulut Anda merintih, kemudian kaki Anda melanjutkan langkah guna menghiburnya, maka itulah bentuk kecintaan kaki Anda
kepadanya. Ikatan cinta keduanya tidak membedakan kasta, meski Anda sendiri cenderung membedakannya. Mana yang lebih mulia antara kaki dn kepala?

Antara telinga dan mata? Antara
mulut dan hidung? Antara tulang dan kulit? Antara hati dan jantung? Atau antara kuku dan gigi? Jawabannya mengikuti seberapa besar diri Anda mencintai bagian-bagian dari anggota tubuh Anda itu
sendiri. Semakin besar rasa cinta Anda, maka semakin kecil Anda membuat perbedaan di antara mereka.

Kalau Anda meminum segelas air, kemudian Anda tidak lagi merasa haus, itulah bentuk kecintaan Anda pada air dan tenggorokan. Kalau Anda memakan sepiring nasi,
kemudian Anda merasa kenyang, itulah bentuk kecintaan Anda pada nasi dan perut. Saat Anda merasa lega setelah mengeluarkan angin
kentut, kotoran tinja, atau air kencing, itulah bentuk kecintaan Anda pada organ tubuh dalam yang telah mlakukan kewajibannya.
Cinta Anda kpada mereka mungkin menjadi perwujudan cinta yang paling tulus dari Anda,

meski selama ini Anda sama sekali tidak menyadari atau bahkan sama skali blum smpat mngungkpknnya. Cinta Anda terhadap mereka
berproses dan memuai secara
alamiah tanpa harus membedakan apakah Anda seorang anak kecil, remaja, orang dewasa, laki-laki,
perempuan, wadam (Hawa-Adam), atau bahkan orang tua yang sudah pikun.

Tak seharusnya cinta terucapkan,
jika kenyataan terlanjur membuktikan. Karena kata hanyalah bahasa, yang terkadang sulit dipercaya. Cinta itu ya cinta,
sekadar nama terserah kita
memaknainya. Cinta itu ya cinta, dan siapa pun berhak menafsirinya;
saya, Anda, dia, dan mereka, masing-masing dari kita mmpunyai pilihan sendiri untuk menentukan ke mana arah perjalanannya. Apakah ia akan berlabuh di tepian
pantai, dan menjelma menjadi
butiran pasir?

Apakah ia akan berdiam di atas sehelai daun, dn menjelma menjadi tetesan embun?

Apakah ia akan berhenti di atas tumpukan kayu, dan menjelma menjadi kumpulan rayap? Atau apakah ia akan bersemayam di dalam nyala api, dan menjelma
menjadi kepulan asap ? Cinta tak perlu diperdebatkan, karena cinta bukan pertanyaan atau jawaban.

Cinta tak perlu didialogkan, karena ia bukan wacana atau gagasan. Cinta tak perlu dirumuskan, karena ia bukan tesis (teori) atau sintesis
(kesimpulan). Cinta tak perlu dicari, karena ia tidak pernah hilang atau bersembunyi. Cinta tak perlu dikejar, karena ia tak pernah lari atau menghindar.

Cinta itu ya cinta, di mana pun kita brada, di situlah cinta mnampakkan cahayanya.

Cinta itu ya cinta, ke mana pun kita melangkah, di situlah cinta hadir merekah. Cinta itu ya cinta, sesuatu rela berkorban untuknya, dan ia
rela berkorban untuk sesuatu yang mencintainya.

Cinta itu ya cinta, semakin sulit kita
memahaminya, semakin dalam kita mencintainya.

Cinta itu ya cinta, ia tampak dalam seribu warna. Terkadang hadir membawa harapan, lalu pergi meninggalkan kesedihan. Trsenyum di balik duka, menangis di tengah gelak tawa.

Cinta itu ya cinta, sejak kapan kita
mengenalnya ?

Cinta itu ya cinta, inilah cintaku, inilah perasaanku, lalu bagaimana dengan cintamu?

Dua puluh dua tentang Maksiat yang kita lakukan



  Bismillahir-Rahmanir-Rahim.

Seorang mukmin jika berbuat satu dosa, maka trnodalah hatinya dengan senoktah warna hitam. Jika dia bertobat dan beristighfar, hatinya akan kembali putih bersih. Jika ditambah dengan dosa lain, noktah itu pun bertambah hingga menutupi hatinya. Itulah karat yng disebut-sebut Allah dalam ayat, Sekali-kali tidak ( demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.”  (HR Tarmidzi)  

Tahukah Anda sekalian apa akibat yang menimpa diri kita jika kita melakukan maksiat? Ibnu Qayyim Al-Jauziyah telah meneliti tentang hal ini. Menurutnya, ada 22 akibat yang akan menimpa diri kita. Karena itu, renungkahlah, wahai orang-orang yang berakal!  

1. Maksiat akan menghalangi diri kita untuk mendapatkan ilmu pengetahuan    Ilmu adalah cahaya yang dipancarkan ke dalam hati. Tapi ketahuilah, kemaksiatan dalam hati kita dapat menghalangi dan memadamkan cahaya itu. Suatu ketika Imam Malik melihat kecerdasan dan daya hafal Imam Syafi’i yang luar biasa. Imam Malik berkata, “Aku melihat Allah telah menyiratkan dan memberikan cahaya di hatimu, wahai anakku. Janganlah engkau padamkan cahaya itu dengan maksiat.”   Perhatikan, wahai Saudaraku sekalian, Imam Malik menunjukkan kepada kita bahwa pintu ilmu pengetahuan akan tertutup dari hati kita jika kita melakukan maksiat.  

2. Maksiat akan menghalangi Rezeki     Jika ketakwaan adalah penyebab datangnya rezeki, maka meninggalkan ketakwaan berarti menimbulkan kefakiran. Rasulullah saw. pernah bersabda, “ Seorang hamba dicegah dari rezeki akibat dosa yang diperbuatnya.”  ( HR. Ahmad) Karena itu, wahai Saudaraku sekalian, kita harus meyakini bahwa takwa adalah penyebab yang akan mendatangkan rezeki dan memudahkan rezeki kita. Jika saat ini kita merasakan betapa sulitnya mendapatkan rezeki Allah, maka tinggalkan kemaksiatan! Jangan kita penuhi jiwa kita dengan debu- debu maksiat.  

3. Maksiat membuat kita berjarak dengan Allah   Diriwayatkan ada seorang laki-laki yang mengeluh kepada seorang arif tentang kesunyian jiwanya. Sang arif berpesan, Jika kegersangan hatimu akibat dosa-dosa, maka tinggalkanlah perbuatan dosa itu. Dalam hati kita, tak ada perkara yang lebih pahit daripada kegersangan dosa di atas dosa.”  

4. Kita akan punya jarak dengan orang- orang baik     Semakin banyak dan semakin berat maksiat yang kita lakukan, akan semakin jauh pula jarak kita dengan orang-orang baik. Sungguh jiwa kita akan kesepian. Sunyi. Dan jiwa kita yang gersang tanpa sentuhan orang-orang baik itu, akan berdampak pada hubungan kita dengan keluarga, istri, anak-anak, dan bahkan hati nuraninya sendiri. Seorang salaf berkata, “Sesungguhnya aku bermaksiat kepada Allah, maka aku lihat pengaruhnya pada perilaku binatang (kendaraan) dan istriku.”  

5. Maksiat membuat sulit semua urusan kita     Jika ketakwaan dapat memudahkan segala urusan, maka kemaksiatan akan mempesulit segala urusan pelakunya. Ketaatan adalah cahaya, sedangkan maksiat adalah gelap gulita. Ibnu Abbas r.a. berkata, “ Sesungguhnya perbuatan baik itu mendatangkan kecerahan pada wajah dan cahaya pada hati, kekuatan badan dan kecintaan. Sebaliknya, perbuatan buruk itu mengundang ketidakceriaan pada raut muka, kegelapan di dalam kubur dan di hati, kelemahan badan, susutnya rezeki dan kebencian makhluk.”   Begitulah, wahai Saudaraku, jika kita gemar bermaksiat, semua urusan kita akan menjadi sulit karena semua makhluk di alam semesta benci pada diri kita. Air yang kita minum tidak ridha kita minum. Makanan yang kita makan tidak suka kita makan. Orang-orang tidak mau berurusan dengan kita karena benci.  

6. Maksiat melemahkan hati dan badan      Kekuatan seorang mukmin terpancar dari kekuatan hatinya. Jika hatinya kuat, maka kuatlah badannya. Tapi pelaku maksiat, meskipun badannya kuat, sesungguhnya dia sangat lemah. Tidak ada kekuatan dalam dirinya.   Wahai Saudaraku, lihatlah bagaimana menyatunya kekuatan fisik dan hati kaum muslimin pada diri generasi pertama.   Para sahabat berhasil mengalahkan kekuatan fisik tentara bangsa Persia dan Romawi padahal para sahabat berperang dalam keadaan berpuasa!  

7. Kita terhalang untuk taat      Orang yang melakukan dosa dan maksiat cenderung untuk tidak taat. Orang yang berbuat masiat seperti orang yang satu kali makan, tetapi mengalami sakit berkepanjangan. Sakit itu menghalanginya dari memakan makanan lain yang lebih baik. Begitulah. Jika kita hobi berbuat masiat, kita akan terhalang untuk berbuat taat.  

8. Maksiat memperpendek umur dan mnghapus keberkahan   Ini akibat maksiat yang kedelapan. Pada dasarnya, umur manusia dihitung dari masa hidupnya. Padahal, tidak ada kehidupan kecuali jika hidup itu dihabiskan untuk ketaatan, ibadah, cinta, dan dzikir kepada Allah serta mencari keridhaan-Nya.   Jika usia kita saat ini 40 tahun. Tiga per empatnya kita isi dengan maksiat. Dalam kacamata iman, usia kita tak lebih hanya 10 tahun saja. Yang 30 tahun adalah kesia-siaan dan tidak memberi berkah sedikitpun. Inilah maksud pendeknya umur pelaku maksiat.   Sementara, Imam Nawawi yang hanya diberi usia 30 tahun oleh Allah swt. Usianya begitu panjang. Sebab, hidupnya meski pendek namun berkah. Kitab Riyadhush Shalihin dan Hadits Arbain yang ditulisnya memberinya keberkahan dan usia yang panjang, sebab dibaca oleh manusia dari generasi ke generasi hingga saat ini dan mungkin generasi yang akan datang.  

9. Maksiat menumbuhkan maksiat lain      Seorang ulama salaf berkata, jika seorang hamba melakukan kebaikan, maka hal tersebut akan mendorongnya untuk melakukan kebaikan yang lain dan seterusnya. Dan jika seorang hamba melakukan keburukan, maka dia pun akan cenderung untuk melakukan keburukan yang lain sehingga keburukan itu menjadi kebiasaan bagi pelakunya.   Karena itu, hati-hatilah, Saudaraku. Jangan sekali-kali mencoba berbuat maksiat. Kalian akan ketagihan dan tidak bisa lagi berhenti jika sudah jadi kebiasaan!  

10. Maksiat mematikan bisikan hati nurani      Ini akibat berbuat maksiat yang kesepuluh. Maksiat dapat melemahkan hati dari kebaikan. Dan sebaliknya, akan menguatkan kehendak untuk berbuat maksiat yang lain. Maksiat pun dapat memutuskan keinginan hati untuk bertobat. Inilah yang menjadikan penyakit hati paling besar: kita tidak bisa mengendalikan hati kita sendiri. Hati kita menjadi liar mengikuti jejak maksiat ke maksiat yang lain.  

11. Jika sudah seperti itu hati kita akan melihat maksiat begitu indah Tidak ada keburukan sama sekali      Itulah akibat maksiat yang kesebelas. Tidak ada lagi rasa malu ketika berbuat maksiat. Jika orang sudah biasa berbuat maksiat, ia tidak lagi memandang perbuatan itu sebagai sesuatu yang buruk. Tidak ada lagi rasa malu melakukannya. Bahkan, dengan rasa bangga ia menceritakan kepada orang lain dengan detail semua maksiat yang dilakukannya. Dia telah menganggap ringan dosa yang dilakukannya. Padahal dosa itu demikian besar di mata Allah swt.  

12. Para pelaku maksiat yang seperti itu akan menjadi para pewaris umat yang pernah diazab Allah swt   Ini akibat kedua belas yang menimpa pelaku maksiat. Homoseksual adalah maksiat warisan umat nabi Luth a.s. Perbuatan curang dengan mengurangi takaran adalah maksiat peninggalan kaum Syu’aib a.s. Kesombongan di muka bumi dan menciptakan berbagai kerusakan adalah milik Fir’aun dan kaumnya. Sedangkan takabur dan congkak merupakan maksiat warisan kaum Hud a.s.   Dengan demikian, kita bisa simpulkan bahwa pelaku maksiat zaman sekarang ini adalah pewaris kaum umat terdahulu yang menjadi musuh Allah swt. Dalam musnad Imam Ahmad dari Ibnu Umar disebutkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “ Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongannya.”  Na’udzubillahi min dzalik! Semoga kita bukan salah satu dari mereka.  

13. Maksiat menimbulkan kehinaan dan mewariskan kehinadinaan      Kehinaan itu tidak lain adalah akibat perbuatan maksiat kepada Allah sehingga Allah pun menghinakannya.  “Dan barangsiapa yang dihinakan Allah, maka tidak seorang pun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.”  (Al-Hajj:18) . Sedangkan kemaksiatan itu akan melahirkan kehinadinaan. Karena, kemuliaan itu hanya akan muncul dari ketaatan kepada Allah swt.  “Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu ….” (Al- Faathir:10). Seorang Salaf pernah berdoa, “Ya Allah, anugerahilah aku kemuliaan melalui ketaatan kepada-Mu; dan janganlah Engkau hina-dinakan aku karena aku bermaksiat kepada-Mu.”  

14. Maksiat merusak akal kita      Saudaraku yang dimuliakan Allah…. Tidak mungkin akal yang sehat lebih mendahulukan hal-hal yang hina. Ulama salaf berkata, seandainya seseorang itu masih berakal sehat, akal sehatnya itu akan mencegahnya dari kemaksiatan kepada Allah. Dia akan berada dalam genggaman Allah, sementara malaikat menyaksikan, dan nasihat Al-Qur’an pun mencegahnya, begitu pula dengan nasihat keimanan. Tidaklah seseorang melakukan maksiat, kecuali akalnya telah hilang!  

15. Maksiat menutup hati Allah berfirman,  “Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.”  (Al-Muthaffifiin:14). Imam Hasan mengatakan hal itu sebagai dosa yang berlapis dosa. Ketika dosa dan maksiat telah menumpuk, maka hatinya pun telah tertutup.  

16. Pelaku maksiat mendapat laknat Rasulullah saw   Saudaraku sekalian, Rasulullah saw. melaknat perbuatan maksiat seperti mengubah petunjuk jalan, padahal petunjuk jalan itu sangat penting (HR Bukhari); melakukan perbuatan homoseksual (HR Muslim); menyerupai laki-laki bagi wanita dan menyerupai wanita bagi laki-laki; mengadakan praktik suap-manyuap (HR Tarmidzi), dan sebagainya. Karena itu, tinggalkanlah semua itu!  

17. Maksiat menghalangi syafaat Rasulullah dan Malaikat Kecuali, bagi mereka yang bertobat dan kembali kepada jalan yang lurus. Allah swt. berfirman,  (Malaikat-malaikat) yang memikul Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman seraya mengucapkan: Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyla- nyala. Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang- orang yang shalih d iantara bapak-bapak mereka, istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesung guhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dn peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. (Al-Mukmin: 7-9)  

18. Maksiat melenyapkan rasa malu   Padahal, malu adalah pangkal kebajikan. Jika rasa malu telah hilang dari diri kita, hilangkah seluruh kebaikan dari diri kita. Rasulullah bersabda,  “Malu itu merupakan kebaikan seluruhnya. Jika kamu tidak merasa malu, berbuatlah sesukamu.”  (HR. Bukhari)  

19. Maksiat yang kita lakukan adalah bentuk meremehkan Allah   Jika kita melakukan maksiat, disadari atau tidak, rasa untuk mengagungkan Allah perlahan-lahan lenyap dari hati kita. Ketika kita bermaksiat, kita sadari atau tidk, kita telah menganggap remeh adzab Allah. Kita mngacuhkan bahwa Allah Maha Melihat segala perbuatan kita. Sungguh ini kedurhakaan yang luar biasa!  

20. Maksiat memalingkan perhatian Allah atas diri kita   Allah akan membiarkan orang yang terus- menerus berbuat maksiat berteman dengan setan. Allah berfirman,  “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.”  (Al-Hasyir: 19)  

21. Maksiat melenyapkan nikmat dan mendatangkan azab   Allah berfirman,  “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan- kesalahanmu). (Asy-Syura: 30)   Ali r.a. berkata, Tidaklah turun bencana melainkan karena dosa. Dan tidaklah bencana lenyap melainkan karena tobat.” Karena itu, bukankah sekarang waktunya bagi kita untuk segera bertobat dan berhenti dari segala maksiat yang kita lakukan?  

22. Memalingkan diri kita dari sikap istiqamah   Kita hidup di dunia ini sebenarnya bagaikan seorang pedagang. Dan pedagang yang cerdik tentu akan menjual barangnya kepada pembeli yang sanggup membayar dengan harga tinggi. Saudaraku, siapakah yang sanggup membeli diri kita dengan harga tinggi selain Allah? Allah-lah yang mampu membeli diri kita dengan bayaran kehidupan surga yang abadi. Jika seseorang menjual dirinya dengan imbalan kehidupan dunia yang fana, sungguh ia telah tertipu!    
Renungkan! Renungkan…!
Semoga Allah menjaga kita semua dari perbuatan maksiat Amin.   Semoga bermanfaat dan penuh Kebarokahan dari Allah.....  

Marilah Setiap detak-detik jantung.., selalu kita isi dengan.. Asma Teragung diseluruh jagad semesta raya ini...

kasih sayang Ibunda


KASIH SAYANG IBU Ibu… Ibu melahirkan kita sambil menangis kesakitan … Masihkah kita menyakitkannya? Masih mampukah kita tertawa melihat penderitaannya? Mencaci makinya? Melawannya? Memukulnya? Mengacuhkannya? Meninggalkannya? Ibu tidak pernah mengeluh mem bersihkan kotoran kita wktu masih kecil, Memberikan ASI waktu kita bayi, Mencuci celana kotor kita, Menahan derita, Menggendong kita sendirian… Di saat mamamu tidur, coba kamu lihat matanya dan bayangkan matanya takkan terbuka untuk selamanya … Tangannya tak dapat hapuskan airmatamu dan tiada lagi nasihat yang sering kita abaikan … Bayangkan Ibumu sudah tiada… Apakah kamu cukup membahagiakannya… Apakah kamu pernah berfikir betapa besar pengorbanannya semenjak kamu berada di dalam perutnya … Kirim pesan ini pada semua… Itupun kalau kamu sayang Ibumu dan mau mengingatkan teman2 mu. Ingat-ingatlah 5 (lima) aturan sederhana untuk menjadi bahagia: 1. Bebaskan hatimu dari rasa benci. 2. Bebaskan pikiranmu dari segala kekuatiran. 3. Hiduplah dengan sederhana. 4. Berikan lebih banyak (give more). 5. Jangan terlalu banyak mngharap ( expect less). SADARILAH bahwa di dunia ini tidak ada 1 orang pun yang mau mati demi Ibu, tetapi … Beliau ibumu ibuku ibu ibu semua justru satu-satunya orang yang bersedia mati untk melahirkan kita … Ibu bukan tempat penititipan cucunya disaat anda jalan-jalan, tetapi disaat beliau sudah tua dan tak bertenaga, yang beliau butuhkan sekarang adalah perhatian anda, datang & hampiri bliau, bertanyalah bagaimana kesehatannya saat ini dan dengarlah curhatnya, temani dia disaat dia membutuhkan anda, itu saja ….. Beliau sudah bahagia sekali …………. dan melupakan semua hutang anda kepadanya

Daftar Blog Saya

Banyak hal di Dunia yang takkan sanggup kita fikirkan sendiri, banyak tawa yang tak seru jika dinikmati seorang diri, banyak air mata yang terlalu pedih untuk dialirkan sendiri, untuk itulah kita membutuhkan saudara/teman, membagi setiap kebaikan, mengoreksi tiap kesalahan, Ya Rabb....... Jika sekarang saudara/riku/teman2ku yang sedang tersenyum? Semoga menjadi ibadah, jika bersedih? Semoga kesedihan nya bisa menghidupkan hati dan jiwa. Jika sedang lelah? Semoga kelelahan nya menjadi penggugur dosa dosa. Aamiin ya Allah.
gif

KLIK SITE BUKERAN