Kita sering kagum dan bangga pada figur seseorang, tak jarang ucapan dan sikapnya ditiru bahkan terbersit menjadi seperti dirinya. Hingga terkadang
kita melupakan bahwa ada mereka yang tak berhitung budi baiknya atas apa yang kini sudah kita raih, namun keikhlasan dari sepenggal do’anya tiada henti mengiringi dimanapun sepasang kaki kita yang lemah ini melangkah dan berpijak, karena pada hakekatnya kasih sayang mereka memang senantiasa hadir di dalam segenggam hati kita. Dan diantara mereka yang seringkali terlupakan itu tiada lain adalah Ibunda kita tercinta.
Karena sungguh, dirinya adalah malaikat tanpa saya yang telah dititipkan Tuhan kepada kita, dirinya adalah pahlawan yang sesungguhnya, dirinya yang tiada pernah menuntut balas jasa atas kasih sayang yang diberikan disepanjang hidupnya. Hormati, sayangi dan bahagiakanlah dirinya disepanjang sisa hidupnya dengan sepenuh hati, sebelum kelak kita hanya bisa terdiam tanpa arti, saat kebersamaan itu akhirnya hilang seiring kematian yang telah memisahkan kebersamaannya.
Namun apabila diantara kita ada yang telah kehilangan Ibunda tercintanya, dan apabila sepercik kerinduan kepada dirinya masih tertancap di dalam segenggam hati ini, maka kenanglah serangkaian pengabdian teriring kebaikan yang pernah dilakukannya kepada kita, kenanglah juga atas sebaris senyum manis yang pernah menghiasi raut wajah keriputnya, dan bukan tentang raut kesedihan yang pernah mereka alami akibat ulah kita.
Panjatkanlah do’a yang paling indah dengan sepenuh hati, agar dirinya tersenyum penuh kebahagiaan di dalam pembaringan abadinya. Atau mungkin, bisa jadi saat ini dirinya berkata : “Kami bangga padamu, Nak. Sepenggal munajat do’a yang tulus itulah yang selama ini kami butuhkan.”