http://picasion.com/gl/2jwY/


widgets
http://picasion.com/gl/1Nts/

PARA PENDAMBA KHILAFAH


make gifs

yang berdiri diatas manhaj Syirik

Bid'ah dan Khurafat Ini adalah sebuah khabar di mana tidak akan lagi muncul khilafah diatas nubuwah , hingga nanti muncul Imam Mahdi yang akan berjuang bersama nabi Isa ‘alaihissalam untuk memerangi Dajjal


di akhir zaman kelak bismillah, Rasulullah Shallallahu ' alaihi wa sallam bersabda : "Telah berlaku zaman kenabian keatas kamu, maka berlakulah zaman kenabian itu sebagaimana yang Allah kehendaki, kemudian Allah mengangkat zaman itu. Kemudian berlakulah zaman khalifah yang berjalan sepertimana zaman kenabian. Maka berlakulah zaman kenabian itu sebagaimana yang Allah kehendaki, kemudian Allah mengangkatnya. Kemudian berlakulah zaman pemerintahan yang menggigit. Berlaku zaman itu seperti yang Allah kehendaki. Kemudian Allah mengangkatnya juga, kemudian berlakulah zaman pemerintahan diktator ( zaman penindasan dan penzaliman), dan berlakulah zaman itu sebagaimana yang Allah kehendaki. Kemudian berlaku pula zaman khalifah yang berjalan diatas cara hidup zaman Kenabian" [Diriwayatkan oleh Ahmad 4/273 dan Ath-Thayalisi no. 439 ;dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Silsilah Ash-Shahiihah no. 5]. Hadits diatas jelas menunjukkan bahwa Umat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam akan menempuh 4 zaman secara bergilir-gilir sebelum dunia kiamat yakni : 1. Zaman Kenabian ( Nubuwwah) dan rahmat 2. Zaman Khulafaurrasyidin dan rahmat 3. Zaman pemerintahan yang menggigit ( kerajaan-kerajaan Islam) 4. Zaman fitnah (kerusakan) dan kegelapan 5. Zaman Khalifah atau Ummah kedua yang berjalan diatas cara hidup zaman kenabian yakni zaman pemerintahan Imam Mahdi dan Nabi Isa 'alaihi sallam Ini adalah bukti bahwasannya setelah masa kenabian akan ada sebuah zaman yang mana ada khilafah di atas manhaj Nubuwah,lalu Allah menghilangkannya,hingga kemudian muncul kerajaan,hal ini senada dengan hadits yang lain. Safiinah radliyallaahu ‘anhu Maula Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam: “Kekhilafahan umatku selama 30 tahun,kemudian setelah itu adalah masa kerajaan” [Diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 4646 ,4647 ; At-Tirmidzi no. 2226 ;dan yang lainnya;shahih]. Perlu diketahui bahwa penamaan khilafah mulai dari kaum mu' tazilah sampai dengan khilafah utmani, adalan penamaan batil. Mari kita lihat sejarah kekhalifaan. Beberapa periode kekhalifaan justru ditunggangi oleh pemahaman sesat. Ambil contoh ketika terjadi fitnah ajaran sesat bahwa al- Qur’an adalah makhluk. Ajaran sesat yang disebarkan oleh kaum Mu’tazilah ini justru didukung oleh khalifah pada saat itu, sehingga banyak ulama yang menentang pendapat tersebut disiksa. Termasuk Imam muhadditsin dan mazhab, Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah. Beliau dipenjara, disiksa dengan cambukan di depan khalayak hanya karena mempertahankan akidah yang shahih, al-Qur’an adalah Kalamullah dan bukan makhluk. Apa yang bisa dibanggakan dengan kekhalifaan seperti ini? Tidak perlu cape Demontrasi, apalagi memberontak karena itu bukan ajaran Islam. INGAT, percaya dengan Takdir apa yang terjadi mulai terciptanya bumi sampai kiamat itu atas kehendak Allah, bahwa sekarang itu kita ini lagi di Zaman-Zaman Fitnah dan Kerusakan. Sesungguhnya tegaknya daulah [ negara] Madinah pada zaman Rosululoh Shalallohu ‘ alaihi wa salam adalah buah dari dakwah tauhid bukan sebaliknya. Tauhid adalah kunci kejayaan dan pemersatu umat. perhatikan...! Allah Ta'ala berfirman : "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. [QS. al-Imron [3 ]: 105 ]. Sungguh termasuk suatu kesalahan fatal yang banyak dilakukan oleh jama’ah- jama’ah islamiyyah dewasa ini dimana mereka mengabaikan segi aqidah, dan menyeru kepada penegakan hukum Islam. Maka bagaimana mungkin hukum islam tegak tanpa pembersihan aqidah-aqidah yang menyeleweng dan kesyirikan- kesyirikan?!! Sesungguhnya penegakan hukum islam semisal hudud, qishosh (hukuman balasan terhadap kejahatan yang telah dilakukan), melaksanakan kewajiban dan menjauhi hal yang diharamkan adalah hak-hak tauhid, bagaimana hak-hak tauhid diperhatikan sedangkan tauhid sendiri diabaikan.?! Bagaimana bisa jama’ah- jama’ah islamiyyah ini menuntut penguasa untuk menegakkan hukum islam, sedangkan masyarakat di sekeliling mereka dalam keadaan jahil [bodoh] terhadap hukum islam, jahil terhadap aqidah yang shohih dan konsekuensinya? Pernyataan Imam Malik menarik untuk direnungkan: ﻩﺬﻫ ﺮﺧﺁ ﺢﻠﺼﻳ ﻦﻟ ﺢﻠﺻ ﺎﻤﺑ ّﻻﺇ ﺔﻣﻷﺍ ﺎﻬﻟّﻭﺃ ﻪﺑ “(Generasi) akhir Ummat ini takkan membaik, kecuali dengan (mengikuti) konsep dan metode yang menjadikan ummat terdahulu baik.” Allah berfirman dalam surat QS. Ar-Ra'du (13) :11 " Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum jika bukan kaum itu sendiri yang merubahnya" Mari Mulailah Bertauhid dari diri sendiri, dakwah tauhid kepada keluarga/kerabat, dan orang sekitar kita, sesaui Al Qur'an dan Sunnah mengikuti jejak Para Salfush Shalih. Menjelaskan kepada mereka hukum islam yang hakiki, tidak menyia- nyiakan waktu pada hiruk-pikuk politik, tidak berusaha memaksakan penegakan hukum dengan cara merebut kekuasaan, tetapi dengan menumbuhkan hukum islam ini pada tubuh kaum muslimin dan mengajak mereka untuk menerapkannya dalam kehidupan mereka, yang pada akhirnya hukum islam akan tegak dalam kehidupan mereka biidznillah. Allohu A’lam.

HIDUP SEGARKAN RAHMAT NYA


make a gif

Hay Kawan:

Mengapa kau begitu mudah mencengkramkan neraka pada sahabatmu Bangsamu Yang satu dalam penciptaannya Dari sesuatu yang amat hina Lalu menjadi orang yang berpengetahuan karena pengajaran-Nya Bukankah kau telah membaca itu semua ? Kawan Mengapa kau begitu mudah


menggelapkan jalan sesama Kepada Allah Padahal jalan jalan itu telah ditentukan jalur jalurnya oleh para ahlinya Maka Jangan kau biarkan mereka dalam suatu kepercayaan Kecuali engkau telah mensejahterakan jiwanya Jangan biarkan mereka berbuat suatu tanggung jawab Kecuali engkau telah menunjukkan baktimu di dalamnya Memberi tauladan dengan bijak Ramah Santun Dan berprikemanusiaan Dengan tetakkan kalam cinta di lubuh jiwa mereka Pada Allah Pada Rasul-Nya Pada pewaris para nabi-Nya Tidak ada amal yang ditolak Selama ia baik bagi-Nya Tidak ada amal yang tak kurang Selama Allah menerima Maka ia menjadi sempurna Lalu mengapa hal yang dibolehkan terjadinya Sejauh mana setiap kepala menata hati tuk saling tegur sapa dengan ceria Melihat dengan ilmu satu pihak Dan melihat dari ilmu dengan penemuan yang tak sama di pihak lain Sebagai rahmah bagi sesama Harus menjadi pemutus kecelakaan bagi yang berbeda Mudah menerakakan Menggelapkan cahaya keyakinan Yang dipetik dari pelita bumi Para ulama pewaris para Nabi Bukankah engkau tak lebih dari pemberi kabar belaka Jika demikian Kayuhlah keramahan Sebarkan senyum Mudah-gerakkan tradisi kebersamaan Gerakkan hati tuk menongakkan kepala ke langit sana Katakan Ya Allah Aku ikhlas dengan ibadahku Aku murnikan agamaku karena- Mu Bukan karena manusia Bangunkanlah di jiwa kami Sikap santun yang teguh-lurus di jalanmu Yaitu Jalan orang orang yang telah engkau beri kenikmatan Bukan jalan orang orang yang engkau murkai Dan bukan pula jalan orang orang yang sesat Limpahkan dalam hati mereka yakin iman nan teguh Di jalan-Mu Jalan para pendahulu yang Engkau ridla pada mereka Oh………….. Seandainya tak ada maaf dari Tuhan Sebelum atau sesudah hamba bertaubat Niscaya tak ada satu kehidupan pun yang menentramkan manusia Dan seandainya Tak ada ancaman siksa pedih dari Allah Niscaya setiap orang akan pasrah pada kebaikan orang orang di sekitarnya Yang bodoh , pandir dan hanya berbekal ilmu tanpa iman yang mengakar pada Tuhannya Padahal kebangunan maghfirah Allah bagi manusia Benar benar menghunjam kuat Maha luas Melebihi ancaman murka-Nya Birukan fikir melihat cahaya kebaikan Tak gelapkan masa depan hinggga sebentuk bayang bayang amukan badai api jahanam Oh apakah bukan sebuah nista Kena’ifan daya cipta akal kita Jika kita rasukkan keputus asaan pada mereka ? Mengapa tak bangunkan asa Sebagaimana Tuhan dan para utusan- Nya Serta para pewarisnya yang bijaksana Membangun fikir positif pada ketetapan Tuhan bagi mereka Marilah kawan Bangunkan maghfirah Allah Hidup-Segarkan Rahmah-Nya Supaya kita semua berkumpul di dalam kasih sayang-Nya Dengan hidup-segarkan cinta Pada-Nya Pada utusan-Nya Pada seluruh pewarisnya yang mulya mulya Amin َﻢِﻟ ِﻡْﻮَﻗ ﺎَﻳ َﻝﺎﻗ َﻥﻮُﻠِﺠْﻌَﺘْﺴَﺗ َﻞْﺒَﻗ ِﺔَﺌِّﻴَّﺴﻟﺎِﺑ ﺎَﻟْﻮَﻟ ِﺔَﻨَﺴَﺤْﻟﺍ َﻪَّﻠﻟﺍ َﻥﻭُﺮِﻔْﻐَﺘْﺴَﺗ َﻥﻮُﻤَﺣْﺮُﺗ ْﻢُﻜَّﻠَﻌَﻟ (46) 46 .:beliau menyebutkan: "Hai kaumku mengapa kamu minta disegerakan keburukan sebelum (kamu minta) kebaikan? hendaklah kamu meminta ampun kepada Allah, agar kamu mendapat rahmat

PENGHUNI SYURGA SAJA MENYESAL, BAGAIMANAKAH LAGI PENYELAN YANG TIADA TARA DI PENDUDUK NERAKA


how to make an animated gif


Rasalullah Shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda: “

Tidak ada sesuatu yang lebih disesali oleh para penghuni surga selain atas satu saat yang pernah mereka lalui di dunia, yang tidak mereka gunakan untuk mengingat Allah.” ( HR. Ath-Thobroni ) Subhanallah… Para penghuni surga menyesal karena mereka pernah melewati suatu waktu yang tidak dimanfaatkan untuk mengingat Allah. Mereka menyesal karena ketika di dunia mereka telah menyia- nyiakan waktu dan tidak menggunakannya untuk berdzikir kepada Allah. Ibnu Qoyyim pernah berkata, “ Sungguh setiap nafas yang keluar dan keringat yang menetes bukan pada jalan Allah dan aktivitas yang bermanfaat, kelak hari kiamat adalah penyesalan- penyesalan”. Beliau juga pernah berkata, “Waktu, pada hakikatnya adalah umur bagi manusia. Ia adalah modal kehidupan abadi di surga kenikmatan, tetapi juga modal kehidupan sengsara dalam adzab yang pedih di neraka. Waktu berjalan cepat, secepat perjalanan awan. Maka barangsiapa waktunya semata untuk Allah dan berada di jalan-Nya, maka waktu akan menjadi nafas dan umurnya. Sebaliknya, jika waktu digunakan untuk selainnya, maka waktu tidak terhitung sebagai bagian hidupnya. Sebab ia menjalani hidup ini bagaikan kehidupan binatang. Dan apabila ia menghabiskan waktunya dalam kelalaian dan angan- angan semu, maka ia lebih baik mati saja.” ( dinukilkn dari kitab Al-Jawabul Kafi) Nah,, untuk itu, mari kita berusaha sepenuh hati dan berlomba-lomba untuk menjadi penghuni surga yang tidak menyesal. (allahu a' lam) ##sambungan dari saya## Jangan sedih bila orang lain tidak memahami anda.. Tapi sedihlah karena anda tidak mau memahami orang lain. Jangan sedih bila orang lain tidak mempercayai anda.. Tapi sedihlah karena anda tidak percaya diri sendiri. Jangan sedih bila orang lain tidak memberi kesempatan kepada anda.. Tapi sedihlah karena anda belum buat persiapan. Jangan sedih bila orang lain tidak menghargai anda.. Tapi sedihlah karena anda tidak bisa menghargai orang lain. Jangan sedih bila orang lain menghina anda.. Tapi sedihlah karena anda membuat hina diri sendiri. Jangan sedih bila orang lain memaki anda.. Tapi sedihlah karena anda bermulut jahat pada orang lain. Jangan sedih orang selalu mengritik kita.. Tapi sedihlah karena anda tak pernah mau perbaiki diri. Jangan sedih karena anda selalu jatuh.. Tapi sedihlah karena anda tak mau bangkit kembali. Jangan sedih karena perjalanan hidup anda pahit getir.. Tapi sedihlah karena anda tak pernah belajar dari pengalaman. INGATLAH.. Kunci masalah selalu ada dalam diri, bukan di luar

PERTANYAAN JAWAB PADA SAAT ADZAN


making gifs


1. Pada saat Adzan Magrib, apakah Menjawab Adzan atau Menyegerakan Berbuka Puasa.? 2.

Apakah ketika Adzan Fajar, masih boleh makan/minum ? JAWABAN : :
Alhamdulillah, Para ulama’ berbeda pendapat (tentang) hukum menjawab
azan dan mengikutinya ucapan adzan. Yang benar –pendapat kebanyakan
ulama- bahwa mengikuti azan adalah sunnah, tidak wajib. Ini adalah
pendapat Malikiyah, Syafi’ iyyah dan Hanabilah. Imam Nawawi rahimahullah
berkata dalam kitab Majmu’, (3/127) : “Madzhab kami adalah bahwa
mengikuti (ucapan azan) adalah sunnah, bukan wajib. Ini adalah pendapat
kebanyakan (jumhur) ulama ( sebagaimana) diceritakan oleh Ath-Thahawi.
(Pendapat ini) berbeda dengan (pendapat) sebagian ulama yang
mewajibkannya.” Dalam kitab Al-Mughni (1/256) diriwayatkan dari Imam
Ahmad, beliau berkata: ”Kalau dia tidak mengucapkan seperti ucapan
(muadzin) maka tidak mengapa.” Yang menunjukkan hal tersebut adalah
sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam kepada Malik bin
Al-Huwairits dan orang bersamanya: ”Jika datang (waktu) shalat,
hendaklah salah satu di antara kamu ( mengumandangkan) azan dan
hendaklah orang yang lebih tua menjadi imam.” Hal ini menunjukkan bahwa
mengikuti (muadzin) tidak wajib. Kesimpulan dari dalilnya adalah
waktu itu adalah saatnya untuk mengajarkan dan memberikan penjelasan
yang perlu untuk dijelaskan. Sedangkan mereka adalah rombongan yang
belum mengetahui terhadap apa yang dikatakan Rasulullah
shallallahu’alaihi wasallam tentang mengikuti (ucapan) azan. Maka,
ketika Nabi shallallahu’ alaihi wasallam tidak memerintahkan mereka,
padahal ( waktu itu) sangat dibutuhkan –dan mereka sebagai utusan yang
tinggal selama dua puluh hari kemudian pulang- menunjukkan bahwa
menjawab (azan) tidak wajib. Pendapat ini lebih dekat dan lebih kuat”.
(Syahul- Mumti’, 2/75) Malik meriwayatkan dalam kitab Al- Muwaththa
(1/103) dari Ibnu Syihab dari Tsa’labah bin Abi Malik Al-Quradhi,
sesungguhnya dia mengabarkan: “ Bahwa mereka pada zaman Umar bin Al-
Khatab baru mulai menunaikan shalat Jum’at jika Umar keluar. Kalau
Umar sudah keluar dan naik mimbar dan muazain ( mengumandangkan) azan. –
Ketika itu sebagaimana dikatakan Tsa’labah- “Kami duduk dan saling
berbincang”. Ketika muadzin telah selesai (mengumandangkan adzan) dan
Umar berdiri memulai khutbah, baru kami diam dan tak ada seorang pun
yang berbicara.” Ibnu Syihab berkata: “Keluarnya Imam (menuju mimbar
khutbah) memutus shalat dan perkataannya (ketika imam mulai khutbah)
memutus pembicaraan”. Syaikh Al-Albany rahimahullah berkata dalam kitab
Tamamul Minnah ( 340) : “Atsar ini (riwayat dari shahabat) merupakan
dalil tidak wajibnya menjawab muadzin, karena berbincang sewaktu
terdengar azan telah diamalkan pada zaman Umar dan beliau
mendiamkannya. Saya sering ditanya tentang dalil yang mengalihkan
perintah menjawah azan dari (hukum) wajib? Maka saya menjawab dengan
(dalil) ini” Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka tidak berdosa
bagi yang tidak menjawab muazin dan tidak mengikutinya. Baik disibukkan
dengan makanan atau lainnya, akan tetapi dia kehilangan pahala yang
agung di sisi Allah Ta’ala. Telah diriwayatkan Muslim (385) dari Umar
bin Al-Khatab radhiallahu’anhu, dia berkata: Rasulullah
shallallahu’alaihi wasallam bersabda: ُﻥِّﺫَﺆُﻤْﻟﺍ َﻝﺎَﻗ ﺍَﺫِﺇ :
ُﻪَّﻠﻟﺍ ُﺮَﺒْﻛَﺃ ُﻪَّﻠﻟﺍ ُﺮَﺒْﻛَﺃ . َﻝﺎَﻘَﻓ ْﻢُﻛُﺪَﺣَﺃ : ُﻪَّﻠﻟﺍ
ُﺮَﺒْﻛَﺃ ُﻪَّﻠﻟﺍ ُﺮَﺒْﻛَﺃ . َﻝﺎَﻗ َّﻢُﺛ : ْﻥَﺃ ُﺪَﻬْﺷَﺃ ُﻪَّﻠﻟﺍ ﻻِﺇ
َﻪَﻟِﺇ ﻻ . َﻝﺎَﻗ : ﻻ ْﻥَﺃ ُﺪَﻬْﺷَﺃ ُﻪَّﻠﻟﺍ ﻻِﺇ َﻪَﻟِﺇ . َّﻢُﺛ َﻝﺎَﻗ :
َّﻥَﺃ ُﺪَﻬْﺷَﺃ ُﻝﻮُﺳَﺭ ﺍًﺪَّﻤَﺤُﻣ ِﻪَّﻠﻟﺍ . َﻝﺎَﻗ : ُﺪَﻬْﺷَﺃ ُﻝﻮُﺳَﺭ
ﺍًﺪَّﻤَﺤُﻣ َّﻥَﺃ ِﻪَّﻠﻟﺍ . َﻝﺎَﻗ َّﻢُﺛ : َّﻲَﺣ ِﺓﻼَّﺼﻟﺍ ﻰَﻠَﻋ . َﻝﺎَﻗ :
ﻻِﺇ َﺓَّﻮُﻗ ﻻَﻭ َﻝْﻮَﺣ ﻻ ِﻪَّﻠﻟﺎِﺑ . َﻝﺎَﻗ َّﻢُﺛ : ِﺡﺎَﻠَﻔْﻟﺍ ﻰَﻠَﻋ
َّﻲَﺣ . َﻝﺎَﻗ : ﺎَﻟَﻭ َﻝْﻮَﺣ ﻻ ِﻪَّﻠﻟﺎِﺑ ﻻِﺇ َﺓَّﻮُﻗ . َﻝﺎَﻗ َّﻢُﺛ :
ُﻪَّﻠﻟﺍ ُﺮَﺒْﻛَﺃ ُﻪَّﻠﻟﺍ ُﺮَﺒْﻛَﺃ . َﻝﺎَﻗ : ُﺮَﺒْﻛَﺃ ُﻪَّﻠﻟﺍ ُﺮَﺒْﻛَﺃ
ُﻪَّﻠﻟﺍ . َّﻢُﺛ َﻝﺎَﻗ : ﻻِﺇ َﻪَﻟِﺇ ﻻ ُﻪَّﻠﻟﺍ . َﻝﺎَﻗ : َﻪَﻟِﺇ ﻻ
ِﻪِﺒْﻠَﻗ ْﻦِﻣ ُﻪَّﻠﻟﺍ ﻻِﺇ َﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ َﻞَﺧَﺩ “Jika muadzin mengucapkan
Allahu akbar allahu akbar (Allah Maha Besar Allah Maha Besar), maka
hendaklah seseorang mengucapkan Allahu Akbar, Allahu akbar, kemudian
jika dia (muadzin) mengucapkan Asyhadu allaa ilaaha illallah (aku
bersaksi tiada tuhan yang hak untuk diibadahi melainkan Allah) maka
mengucapkan Asyhadu allaa ilaaha illallah, kemudian jika dia (muadzin)
mengcapkan Asyhadu annaa Muhammadarrasuulullah (Aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah utusan Allah), maka dia mengucapkan Asyhadu annaa
Muhammadarrasuulullahِ. Kemudian, jika dia (muadzin) mengucapkan hayyaa
‘ alashshalaah (Mari menunaikan shalat), hendaklah dia mengucapkan Laa
haula walaa quwwataa illaa billaah ( Tiada daya dan kekuatan melainkan
dari Allah). Kemudian jika (muadzin) mengucapkan hayaa ‘alal falaah
(Mari meraih kemenangan), maka hendaknya dia mengucapkan Laa haula
walaa quwwataa illaa billaah. Kemudian jika (muadzin) mengucapkan
Allahu Akbar, Allahu akbar, (maka dia mengikuti dengan) mengucapkan
Allahu Akbar, Allahu akbar . Kemudian (jika muadzin) mengucapkan Laa
ilaaha illallah (Tiada tuhan yang hak untuk diibadahi melainkan Allah).
(Maka dia mengikuti dengan) mengucapkan Laa ilaaha illallah. (Jika
semua itu diucapkan ikhlas) dari hatinya, maka (dia akan) masuk
surga.” Tidak ada kontradiksi antara menyegerakan berbuka puasa dengan
mengikuti (ucapan) muadzin. Orang yang berpuasa dapat bersegera berbuka
langsung saat matahari telah tebenam, sementara pada waktu yang sama
(dia dapat juga menjawab ucapan muazin. Maka dia dapat menggabungkan
antara dua keutamaan. Keutamaan menyegerakan berbuka dan keutamaan
menjawab (ucapan) muadzin. Orang-orang dahulu dan sekarang terbiasa
berbicara ketika sedang makan. Mereka tidak menganggap makanan sebagai
penghalang untuk berbicara. Perlu diperhatikan juga bahwa berbuka boleh
dengan apa saja yang dapat dimakan orang yang berpuasa meskipun hanya
sedikit saja seperti kurma atau seteguk air. Maksudnya bukan berarti
dia harus makan sampai kenyang. Pembahasan ini juga berlaku ketika
azan fajar (pertama sebelum masuk waktu fajar) sementara dia sedang
makan sahur. Maka mungkin digabungkan (antara makan dan menjawab ucapan
muadzin) tanpa ada kesulitan yang berarti. Akan tetapi, apabila
muazin (telah mengumandangkan) azan Fajar setelah masuk waktu (Fajar),
maka seseorang tidak boleh lagi makan dan minum apabila telah
mendengarkan azannya. Wallahu’alam..

YUK KITA SEKEDAR MERENUNG BENAR DAN TIDAK NYA


how do you make gifs


animator gif

sekedar merenung benar dan tidknya yuk baca.




Sering kita melihat diantara saudara-saudara kita apabila mereka telah
selesai berdo’a, mereka mengusap muka mereka dengan kedua telapak
tangan.. Mereka yang mengerjakan demikian, ada yang sudah mengetahui
dalilnya akan tetapi mereka tidak mengetahui derajat dalil itu, apakah
sah datangnya dari Nabi shallallau ‘alaihi wa sallam atau tidak .? Ada
juga yang mengerjakan karena turut- turut (taklid) saja. Oleh karena
itu jika ada orang bertanya kepada saya : “Adakah dalilnya tentang
mengusap muka dengan kedua telapak tangan sesudah selesai berdo’a dan
bagaimana derajatnya, sah atau tidak datangnya dari Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam ..? Maka saya jawab ; “ Tentang dalilnya ada beberapa
riwayat yang sampai kepada kita, akan tetapi tidak satupun yang sah
(shahih atau hasan) datangnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam”. Untuk itu ikutilah pembahasan saya di bawah ini, mudah-
mudahan banyak membawa manfa’at bagi saudara- saudara ku Hadits Pertama
“Artinya : Dari Ibnu Abbas, ia berkata ; “Telah bersabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam : Apabila engkau meminta ( berdo’a) kepada
Allah, maka hendaklah engkau berdo’a dengan kedua telapak tanganmu,
dan janganlah engkau berdo’a dengan kedua punggung (telapak tangan).
Apabila engkau telah selesai berdo’a, maka usaplah mukamu dengan kedua
telapak tanganmu”. [Riwayat Ibnu Majah No. Hadits 181 dab 3866 ]
Hadits ini derajatnya sangatlah lemah/dla’if. Karena di sanadnya ada
seorang (rawi) yang bernama SHALIH BIN HASSAN AN-NADLARY. Tentang dia
ini telah sepakat ahli hadits melemahkannya sebagaimana tersebut di
bawah ini : [1 ]. Kata Imam Bukhari, “Munkarul hadits (orang yang
diingkari hadits/riwayatn ya)”. [2 ]. Kata Imam Abu Hatim, “Munkarul
hadits, dla’if.” [3 ]. Kata Imam Ahmad bin Hambal, “Tidak ada
apa-apanya (maksudnya : lemah)”. [ 4]. Kata Imam Nasa’I, “Matruk (orang
yang ditinggalkan haditsnya)” [5 ]. Kata Imam Ibnu Ma’in, Dia itu
dla’if. [6 ]. Imam Abu Dawud telah pula melemahkannya. [Baca :
Al-Mizanul 'Itidal jilid 2 halaman 291 , 292 ] Imam Abu Dawud juga
meriwayatkan dari jalan Ibnu Abbas, akan tetapi di sanadnya ada seorang
rawi yang tidak disebut namanya (dalam istilah ilmu hadits disebut
rawi mubham). sedang Imam Abu Dawud sendiri telah berkata : “Hadits
inipun telah diriwayatkan selain dari jalan ini dari Muhammad bin Ka’ab
al- Quradzy (akan tetapi) semuanya lemah. Dan ini jalan yang
semisalnya, dan dia ini (hadits Ibnu Abbas) juga lemah”. [Baca Sunan
Abi Dawud No. hadits 1485 ] Hadits Kedua Telah diriwayatkan oleh Saa-ib
bin Yazid dari bapaknya (Yazid) : “Artinya : Bahwasanya Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, apabila beliau berdo’a mengangkat kedua
tangannya, ( setelah selesai) beliau mengusap mukanya dengan kedua
(telapak) tangannya”. [Riwayat : Imam Abu Dawud No. hadits 1492 ] Sanad
hadits inipun sangat lemah, karena di sanadnya ada rawi-rawi : [1 ].
IBNU LAHI’AH, Dia ini seorang rawi yang lemah[1] [2 ]. HAFSH BIN HASYIM
BIN ‘UTBAH BIN ABI WAQQASH, Dia ini rawi yang tidak diketahui/ diken
al (majhul). [Baca : Mizanul 'Itidal jilid I halaman. 569 ]. Hadits
Ketiga Telah diriwayatkan oleh Umar bin Khattab, ia berkata : “Artinya :
Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, apabila mengangkat
kedua tangannya waktu berdo’a, beliau tidak turunkan kedua (tangannya)
itu sehingga beliau mengusap mukanya lebih dahulu dengan kedua (
telapak) tangannya”. [Riwayat : Imam Tirmidzi] Hadits ini sangat lemah,
karena disanadnya ada seorang rawi bernama HAMMAD BIN ISA AL- JUHANY.
[1 ]. Dia ini telah dilemahkan oleh Imam-imam : Abu Dawud, Abu Hatim
dan Daruquthni. [2 ]. Imam Al-Hakim dan Nasa’i telah berkata : Ia telah
meriwayatkan dari Ibnu Juraij dan Ja’far Ash-Shadiq hadits- hadits
palsu. [Baca : Al-Mizanul 'Itidal jilid I hal. 598 dan Tahdzibut-Tahdz
ib jilid 3 halaman. 18-19 ] Kata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata :
“ Adapun tentang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat kedua
tangannya di waktu berdo’a, maka sesungguhnya telah datang padanya
hadits-hadits yang shahih (lagi) banyak (jumlahnya). Sedangkan tentang
beliau mengusap mukanya dengan kedua (telapak) tangannya (sesudah
berdo’a), maka tidak ada padanya ( hadits yang shahih lagi banyak),
kecuali satu-dua hadits yang tidak dapat dijadikan hujjah (alasan
tentang bolehnya mengusap muka dengan kedua telapak tangan sesudah
berdo’anya”. [Baca : Fatawa Ibnu Taimiyah jilid 22 halaman 519 ]. Saya
berkata : Perkataan Ibnu Taimiyah tentang Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam berdo’a dengan mengangkat kedua tangannya telah datang padanya
hadits-hadits yang shahih lagi banyak, sangat benar dan tepat sekali.
Bahkan hadits- haditsny a dapat mencapai derajat mutawatir karena telah
diriwayatkan oleh sejumlah sahabat. Di bawah ini saya sebutkan
sahabat yang meriwayatkannya dan Imam yang mengeluarkan haditsnya : [1
]. Oleh Abu Humaid ( Riwayat Bukhari dan Muslim). [2 ]. Oleh Abdullah
bin Amr bin Ash (Riwayat Bukhari dan Muslim). [3 ]. Oleh Anas bin Malik
(Riwayat Bukhari) tentang Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a di
waktu perang Khaibar dengan mengangkat kedua tangannya. [4 ]. Oleh Abu
Musa Al- Asy’ariy (Riwayat Bukhari dan lain-lain). [5 ]. Oleh Ibnu
Umar (Riwayat Bukhari). [6 ]. Oleh Aisyah (Riwayat Muslim). [7 ]. Oleh
Abu Hurairah (Riwayat Bukhari). [8 ]. Oleh Sa’ad bin Abi Waqqash
(Riwayat Abu Dawud). Dan lain-lain lagi shahabat yang meriwayatkan
bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, berdo’a dengan mengangkat
kedua tangannya di berbagai tempat. Semua riwayat di atas (yaitu :
tentang Nabi shallallahu ‘ alaihi wa sallam berdo’a mengangkat kedua
tangannya) adalah merupakan fi’il (perbuatan) Nabi shallallahu ‘ alaihi
wa sallam. Adapun yang merupakan qaul ( perkataan/ sabd a) Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, ada diriwayatkan oleh Malik bin Yasar
(sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam), ia berkata : Telah
bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Artinya : Apabila
kamu meminta (berdo’a) kepada Allah, maka mintalah kepada-Nya dengan
telapak tangan kamu, dan janganlah kamu meminta kepada-Nya dengan
punggung (tangan)”. [Shahih Riwayat : Abu Dawud No. 1486 ] Kata Ibnu
Abbas (sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) : “Artinya :
Permintaan (do’a) itu, yaitu : Engkau mengangkat kedua tanganmu
setentang dengan kedua pundakmu”. [Riwayat Abu Dawud No. 1486 ] Kata
Ibnu Abbas (Shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) : “ Artinya :
Permintaan (do’a) itu yaitu engkau mengangkat kedua tanganmu setentang
dengan kedua pundakmu” [Riwayat Abu Dawud No. 1489 ] Adapun tentang
tambahan “mengusap muka dengan kedua telapak tangan sesudah selesai
berdo’a” telah kita ketahui, semua riwayatnya sangat lemah dan tidak
boleh dijadikan alasan tentang sunatnya sebagaimana dikatakan Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah. Jadi yang sunahnya itu hanya mengangkat kedua
telapak tangan waktu berdoa. Adalagi diriwayatkan tentang mengangkat
kedua tangan waktu berdo’a. “Artinya :D ari Abu Hurairah, ia berkata :
Telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : ‘Wahai
sekalian manusia ! Sesungguhnya Allah itu baik, dan Ia tidak akan
menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah perintahkan
mu’minim sebagaimana Ia telah perintahkan para Rasul, Ia telah
berfirman : “Wahai para Rasul !.. Makanlah dari yang baik- baik, dan
kerjakanlah amal shalih, sesungguhnya Aku dengan apa- apa yang kamu
kerjakan maha mengetahui “. (Surat Al- Mu’minun : 51) . Dan Ia telah
berfirman (pula) : “Wahai orang-orang yang beriman !. Makanlah dari yang
baik-baik apa-apa yang Kami telah rizkikan kepada kamu”. (Surat Al-
Baqarah : 172) . Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
menyebutkan tentang seseorang yang mengadakan perjalanan jauh dengan
rambut kusut masai dan berdebu. (orang tersebut) mengangkat kedua
tangannya ke langit (berdo’a) : Ya Rabbi ! Ya Rabbi ! ( Kata Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam selanjutnya) : “ Sedangkan makanannya
haram dan minumannya haram dan pakaiannya haram dan diberi makan dengan
yang haram, maka bagaimana dapat dikabulkan (do’a) nya itu”. [Shahih
Riwayat Muslim 3/85 ] Di hadits ini ada dalil tentang bolehnya
mengangkat kedua tangan waktu berdo’a (hukumnya sunat). Ketika Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, menceritakan tentang seseorang yang
berdo’ a sambil mengangkat kedua tangannya ke langit. Orang tersebut
tidak dikabulkan do’anya karena : Makanannya, minumannya, pakaiannya,
dan diberi makan dari barang yang haram atau hasil yang haram[2 ]
KESIMPULAN [1 ]. Tidak ada satupun hadits yang shahih tentang mengusap
muka dengan kedua telapak tangan sesudah berdo’a. Semua
hadits-haditsny a sangat dla’if dan tidak boleh dijadikan alasan
tentang sunatnya. [2 ]. Karena tidak ada contohnya dari Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka mengamalkannya berarti BID’AH. [3 ].
Berdo’a dengan mengangkat kedua tangan hukumnya sunat dengan
mengambil fi’il dan qaul Nabi shallallahu ‘ alaihi wa sallam yang telah
sah. [4 ]. Ada lagi kebiasaan bid’ah yang dikerjakan oleh kebanyakan
saudara-saudara kita yaitu : Mengusap muka dengan kedua telapak tangan
atau satu telapak tangan sehabis salam dari shalat. [3 ] [Disalin dari
buku Al-Masas-il karya Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat]
__________ Foote Note [ 1]. Apabila yang meriwayatkan dari Abdullah bin
Lahi’ah bukan Abdullah bin Mubarak atau Abdullah bin Wahab atau
Abdullah bin Yazid. Kalau salah satu dari tiga orang di atas
meriwayatkan hadits dari Ibnu Lahi’ah, maka haditsnya Ibnu Lahi’ah
shahih atau sekurang- kurang nya hasan. Sedangkan riwayat di atas tidak
diriwayatkan oleh salah seorang yang saya terangkan di atas. [2 ].
Diantara faedah dari hadits yang mulia ini ialah : (1) . Sunnat
berdo’a dengan mengangkat kedua tangan. (2) . Bertawwassul di dalam
berdo’a dengan nama dan sifat Allah seperti : Ya Rabbi, Ya Rabbi. (3) .
Perintah makan dan minum dari zat yang halal dan dari hasil yang
halal. (4) . Larangan makan dan minum dari zat yang haram seperti babi
dan khamr dan dari hasil yang haram. (5) . Salah satu syarat
diterimanya do’a ialah dengan makan dan minum yang halal. (6) . Salah
satu dari sekian sebab tidak diterimanya do’a seseorang karena makanan
dan minumannya dari yang haram atau diberi makan dari yang haram. [3
]. Ditulis tanggal 5-10-1985

SURAH ALFATIHAH


make a gif


how do i make a gif


1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang[1]. 2 .

Segala puji[2 ] bagi Allah, Tuhan semesta alam[3]. 3 . Maha Pemurah
lagi Maha Penyayang. 4. Yang menguasai[4 ] di hari Pembalasan[5 ]. 5.
Hanya Engkaulah yang Kami sembah[6 ], dan hanya kepada Engkaulah Kami
meminta pertolongan[7]. 6 . Tunjukilah[8 ] Kami jalan yang lurus, 7.
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka;
bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan ( pula jalan) mereka yang
sesat.[9] [1 ] Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah ini dengan
menyebut nama Allah. Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai
dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan
sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha Suci, yang berhak disembah
dengan sebenar- benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi
makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu
nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia- Nya
kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi
pengertian bahwa Allah Senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia
selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya. [ 2] Alhamdu (segala
puji). memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang
dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berrati:
menyanjung-Nya karena perbuatannya yang baik. lain halnya dengan syukur
yang berarti: mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang
diberikannya. kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah karena
Allah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji. [3 ] Rabb (tuhan)
berarti: Tuhan yang ditaati yang Memiliki, mendidik dan Memelihara.
Lafal Rabb tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau ada
sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah). ' Alamiin (semesta
alam): semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan
macam, seperti: alam manusia, alam hewan, alam tumbuh- tumbuhan, benda-
benda mati dan sebagainya. Allah Pencipta semua alam- alam itu. [4 ]
Maalik (yang menguasai) dengan memanjangkan mim,ia berarti: pemilik.
dapat pula dibaca dengan Malik (dengan memendekkan mim), artinya: Raja.
[5 ] Yaumiddin (hari Pembalasan): hari yang diwaktu itu masing-masing
manusia menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang buruk.
Yaumiddin disebut juga yaumulqiyaamah, yaumulhisaab, yaumuljazaa' dan
sebagainya. [6 ] Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan
ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah,
sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai
kekuasaan yang mutlak terhadapnya. [7 ] Nasta'iin (minta pertolongan),
terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat
menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan
tenaga sendiri. [8 ] Ihdina (tunjukilah kami), dari kata hidayaat:
memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. yang dimaksud dengan ayat
ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik. [9
] Yang dimaksud dengan mereka yang dimurkai dan mereka yang sesat
ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.

TERSESAT DI SURGA


how to make a gif

❤`♥ ♥ •.¸¸❤`•.¸.¸¸.•* ♥ ♥..♥`•.¸.•´.(¯`v´¯)(¯`v´¯).`•. ​¸.•´ ♥•*¨*•.¸¸¸¸. •*¨*•♥♥♥♥•*¨*•.¸¸¸ ​¸.•*¨*•♥


Dikisahkan ada seorang pemuda,

ahli ibadah datang ke seorang Guru Sufi terkenal di Baghdad. Di depan sang Guru sufi, pemuda tersebut dengan bangganya mengatakan kalau dirinya sudah melakukan amal ibadah wajib, sunnah, membaca Al-Qur’an, berkorban untuk orang lain dan kelak harapan satu satunya adalah masuk Surga dengan tumpukan amalnya. Bahkan sang pemuda tadi malah punya catatan amal baiknya selama ini dalam buku hariannya, dari hari ke hari. “Saya kira sudah cukup bagus apa yang saya lakukan Tuan Guru…” “Apa yang sudah kamu lakukan anak muda?” “Amal ibadah bekal bagi Surga saya nanti…” “Kapan anda menciptakan amal ibadah, kok anda merasa punya?” Pemuda itu diam…lalu berkata, “Bukankah semua itu hasil jerih payah saya sesuai dengan perintah dan larangan Allah?” “Siapa yang menggerakkan jerih payah dan usahamu itu?” “Saya sendiri…hmmm….” “Jadi kamu mau masuk Surga sendiri dengan amal-amalmu itu?” “Jelas dong tuan…” “Saya nggak jamin kamu bisa masuk ke Surga. Kalau toh masuk kamu malah akan tersesat disana…” Pemuda itu terkejut bukan main atas ungkapan Sang Guru Sufi. Pemuda itu antara marah dan diam, ingin sekali menampar muka sang Guru sufi. “Mana mungkin di Surga ada yang tersesat. Jangan-jangan tuan ini ikut aliran sesat…” kata pemuda itu menuding Sang Guru Sufi. “Kamu benar. Tapi sesat bagi syetan, petunjuk bagi saya….” “Toloong diperjelas…”“Begini saja, seluruh amalmu itu seandainya ditolak oleh Allah bagaimana?” “Lho kenapa?” “Siapa tahu anda tidak ikhlas dalam menjalankan amal anda?” “Saya ikhlas kok, sungguh ikhlas. Bahkan setiap keikhlasan saya masih saya ingat semua…” “Nah, mana mungkin ada orang yang ikhlas, kalau masih mengingat-ingat amal baiknya? Mana mungkin anda ikhlas kalau anda masih mengandalkan amal ibadah anda? Mana mungkin anda ikhlas kalau anda sudah merasa puas dengan amal anda sekarang ini?” Pemuda itu duduk lunglai seperti mengalami anti klimaks, pikirannya melayang membayang bagaimana soal tersesat di Surga, soal amal yang tidak diterima, soal ikhlas dan tidak ikhlas. Dalam kondisi setengah frustrasi, Sang Guru sufi menepuk pundaknya. “Hai anak muda. Jangan kecewa, jangan putus asa. Kamu perbanyak baca istighfar saja. Kalau kamu berambisi masuk Surga itu baik pula. Tapi, kalau kamu tidak bertemu dengan Sang Tuan Pemilik dan Pencipta Surga bagaimana? Kan sama dengan orang masuk rumah orang, lalu anda tidak berjumpa dengan tuan rumah, apakah anda seperti orang linglung atau orang yang bahagia?” “ Saya harus bagaimana tuan Guru…”“ Mulailah menuju Sang Pencipta Surga, maka seluruh nikmatnya akan diberikan kepadamu. Amalmu bukan tiket ke Surga. Tapi ikhlasmu dalam beramal merupakan wadah bagi ridha dan rahmat-Nya, yang menarik dirimu masuk ke dalamnya…” Pemuda itu semakin bingung antara tahu dan tidak. “Begini saja, anak muda. Mana mungkin Surga tanpa Allah, mana mungkin neraka bersama Allah?” Pemuda itu tetap saja bingung sebingung-bingungnya tidak memahami apa yang dimaksud Guru Sufi tersebut Sahabatku rahimakumullah Dari kisah sufi tersebut tentunya banyak pelajaran yang bisa kita petik antara lain bahwa tiket ke surga adalah amal ibadah yang baik daan sebanyak-banyaknya yang kita lakukan dengan penuh keikhlasan dan karena Allah semata. Juga tentunya tiket surga yang penting adalah rahmat dan karunia Allah swt. Karena DIA yang memiliki Surga berserta isinya. Menurut Imam An Nawawi, masuknya seseorang ke dalam surga adalah karena amal ibadahnya, kemudian mendapat taufik untuk melakukan amal ibadah itu dan mendapat hidayah untuk ikhlas dalam ibadah sehingga diterima di sisi Allah, adalah berkat rahmat Allah dan karunia- Nya. (Kitab Syarah Shahih Muslim, juz XVII, halaman 160-161 ) Wallahualam bissawab Terima kasih, Semoga Bermanfaat "Utamakan SEHAT untuk duniamu, Utamakan AKHLAK DAN SHALAT untuk akhiratmu" ***Kisah Sufi

❤`♥ ♥ •.¸¸❤`•.¸.¸¸.•* ♥

MARHABAN YA RAMADHAN






MARHABAN YA RAMADHAN...

Selamat Datang Ramadhan Bismillahirrahmaanirrahiim Assalamualaikum
Warahmatullahi wabarakatuh Marhaban Yaa syahru ramadhan Marhaban
syahrul maghfirah Marhaban syahrul Quran.... Marhaban Yaa Syahrul
ibadah... Betapa bahagia kami ma sih boleh bertemu dengan mu lagi
Serasa lebih dari bertemu sang kekasih lantaran engkau terlalu berarti
Kedatanganmu membawa harapan Agar keluar kami umat ini dari kegelapam
Menuju cahaya fitrimu yang terang benderang... Malam seribu bulan
sudah kami rindu dari sekarang Ketika langit menggenapkan semua
perjanjiannya Menerima amanat rahmat hingga pagi harinya Bagi siapa
saja yang mendaki jalan ini Berpuasa bukan untuk mulut dan hati Namun
berpuasa semata-mata hanya untuk Ilahi Rabbi Marhaban Yaa ramadhan
Kami sambut kau dengan segenap harapan Agar kami jalani hari demi
harimu nanti Dengan saling memperbaiki diri Sebab hidup bukanlah hari
ini Yang ada disini tidaklah abadi Sedang disisimu nanti , itulah yang
abadi Segala lelah payah, segala sakit, segala duka dan derita, darah
dan airmata Dalam perjuangan ini akan Engkau ganti Melalui Ramadhan
suci... Bawalah kami pada titik cahaya tertinggi yang mampu kami daki
Melalui Ramadhan suci... Basuhlah segala iri, dengki, ghibah, amarah
dan fitnah Dusta, putus asa, malas , serakah , bimbang dan sedih....
Basuhlah dari diri kami segala yang menghalangi turunnya RahmatMU pada
kami Ya Rabbi... Melalui Ramadhan suci..... Cucilah...cucilah
dosa-dosa kami hingga bersih Di bulan suci ini dihari yang penuh
barokah ini Semoga kami diberi kekuatan besar untuk tahan menjalani
malam-malam tarawehMu Wahai Ramadhan , mengisi nafas dengan tilawatil
quran Jadikanlah kami perindu- perindu malam Mu Akan sampaikah kami
padaMU wahai pemilik Ramadhan? Akan kah kau terima segala upaya kami
yang dhoif Fakir dan sangat mengharapkan ampunan-MU Yaa Rabbi....
ampunilah dosa-dosa kami Ampunilah segala salah dan khilaf selama ini
Karena kelalaian yang kami lakukan.... Ya Rabbi tuntunlah kami di
jalan-MU menjalani hari-hari suci- Mu Agar kami kembali kepada-MU kelak
dalam keadaan suci Agar kami termasuk hamba-hamba Yang Engkau Rindukan
Walaupun hamba bukanlah termasuk hamba-hamba Pilihan-MU Marhaban Ya
Ramadhan... Selamat datang Ramadhan Kami sambut datangmu.... dengan
semangat untuk menang! Kami tunggu datangmu dengan saling berkasih
sayang Kami tunggu datangmu dengan segala suka cita Kami tunggu
datangmu dengan segenap Rindu dan Harapan Marhaban Ya Syahru Ramadhan
Marhaban Ya Syahrul maghfirah... Marhaban Ya syahrul Quran Marhaban Ya
Syahrul Ibadah... Marhaban Ya Ramadhan..... *** Assalamualaikum
saudaraku semuanya Dengan segala kerendahan hati saya mohon maaf lahir
dan batin Atas segala salah dan khilaf selama ini, Mungkin ada yang
tidak berkenan dari saya , baik disengaja ataupun tanpa sengaja Semoga
kita bisa saling memaafkan, saling mengingatkan dengan berkasih
sayang.... Semoga Rahmat Allah selalu meyertai kita semua-NYA Semoga
RidhaNya mengiringi langkah kita... Semoga di bulan suci ini DIA
berkenan membersihkan jiwa dan raga...untuk kembali suci... Sebelum
kelak kita menghadap – Nya.... Sebelum hari perjanjian itu datang....
Ampuni kami Ya Rabbi ampuni salah dan khilaf kami selama ini...Ampuni
dosa-dosa kami... Amin Ya Allah.... Amin Ya Rabbal alamin... .
Saudaraku , saya ucapkan Selamat menyambut Ramadhan... Selamat
menunaikan ibadah shaum.... Wassalamualaikum warahmatullahi
wabaarakatuh... With Love Bulan cahaya and Jahuwoti Sikurma

Hukum Foto Makhluk hidup di facebook, Fatwa menurut ulama dan sebagian nya





Sudah menjadi ketetapan hukum Islam bahwa melukis gambar makhluk bernyawa baik manusia,

hewan ataupun serangga hukumnya haram. Begitu juga memajangnya dan menyimpannya, karena para malaikat rahmah tidak akan memasuki rumah yang ada gambar makhluk bernyawa meskipun hanya tersimpan di album untuk kenang- kenangan dan memori keluarga. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda: “Setiap pelukis ( makhluk bernyawa) di neraka dijadikan untuknya bagi setiap gambar yang dia lukis jiwa yang tersiksa karenanya di neraka Jahannam”. (H.R. Muslim) Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam menegaskan: “ Manusia yang paling berat siksaannya adalah mereka yang menandingi dalam ciptaan Allah”. (H.R Bukhari dan Muslim). Sementara gambar yang tidak bernyawa dibolehkan berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam bahwa Allah subhanahu wata’ala berfirman ( yang artinya): “Dan Siapakah manusia yang paling dzalim daripada orang yang berusaha menciptakan suatu ciptaan seperti ciptaan-Ku, hendaklah menciptakan jagung atau menciptakan biji-bijian atau menciptakan gandum”. (H.R. Bukhari dan Muslim). Dengan demikian gambar- gambar yang diharamkan hanyalah lukisan yang dihasilkan oleh tangan manusia secara langsung. Adapun gambar yang dihasilkan oleh kamera maka terdapat perbedaan diantara pada ulama, namun dalam pandangan hukum dan kaidah fikih yang mengharamkan lebih hati-hati, sementara yang membolehkan hal ini lebih sesuai dengan kaidah maslahat karena asal segala benda adalah mubah kecuali ada dalil yang menghalalkan atau mengharamkan. Sedangkan asal ibadah adalah haram kecuali ada dalil yang menegaskan baik perintah atau larangan. (Lihat Majmu Fatawa Ibnu Utsaimin 2 / 264-265). Akan tetapi gambar-gambar yang sulit dihindari maka Syaikh Ibnu Utsaimin menegaskan sebagai berikut: “bahwa gambar-gambar yang sekarang sulit dihindari umat manusia yang terdapat pada benda- benda yang menjadi kebutuhan mereka secara darurat maka bila memungkinkan untuk menghindari maka lebih bagus namun bila tidak, karena adanya kesulitan dan keberatan untuk menghindarinya yaitu gambar-gambar yang ada pada beberapa majalah dan koran yang banyak mengandung unsur manfaat bimbingan dan pengarahan, maka saya memandang bila gambar bukan menjadi tujuan maka tidak mengapa, apalagi gambar- gambar tertutup, tidak nampak dan tidak terpampang”. (Majmu’ Fatawa Ibnu Utsaimin, 2 / 286). Adapun gambar yang muncul pada layar televisi, internet, media lain seperti HP dan yang lainnya asalkan gambar-gambar tersebut tidak mengandung unsur haram seperti wanita tabarruj atau laki-laki yang pamer aurat atau memicu kemaksiatan atau pelanggaran agama maka hukumnya boleh karena gambar-gambar tersebut sama halnya gambar- gambar yang ada di kaca cermin bila orang yang sedang berada di depannya maka gambar dirinya nampak dan bila dia pergi meninggalkannya maka gambarnya lenyap. Demikian juga gambar-gambar yang tampak di televisi, internet dan HP ketika dibuka maka gambar-gambar nampak dan bila televisi, video, internet dan HP dimatikan maka gambar-gambar yang ada lenyap secara otomatis. Wallahu a’lam bisshawab

BEBERAPA FIRMAN DAN HADITS

Dan janganlah kamu mengatakan

terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu)
mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak
menyadarinya.( Al - Baqarah : 154 ) """"""""""""

Dan sungguh
akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar,( Al - Baqarah : 155 ) """"
"""""""""""""""""

(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa
musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi
raaji`uun"( Al - Baqarah : 156 ) """""""""""""""

Mereka itulah
yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka,
dan mereka itulah orang- orang yang mendapat petunjuk.( Al - Baqarah :
157 ) """"""""""""""""

Sesungguhnya Safa dan Marwah adalah
sebahagian dari syi`ar Allah. Maka barang siapa yang beribadah haji ke
Baitullah atau ber-`umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sai
antara keduanya. Dan barang siapa yang mengerjakan suatu kebajikan
dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan
lagi Maha Mengetahui.( Al - Baqarah : 158 )
""""""""""""""

Sesungguhnya orang- orang yang menyembunyikan apa
yang telah Kami turunkan berupa keterangan- keterangan (yang jelas)
dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al
Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua
(makhluk) yang dapat melaknati( Al - Baqarah : 159 )
"""""""""""""""""""""""""

kecuali mereka yang telah tobat dan
mengadakan perbaikan dan menerangkan ( kebenaran), maka terhadap mereka
itu Aku menerima tobatnya dan Akulah Yang Maha Penerima tobat lagi
Maha Penyayang.( Al - Baqarah : 160 )
"""""""""""""""""""""""

Sesungguhnya orang-orang kafir dan
mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah,
para malaikat dan manusia seluruhnya.( Al - Baqarah : 161 )
"""""""""""""""" """"""""""""""

“Ya Allah, RahmatMu aku
harapkan, janganlah Engkau serahkan segala urusanku kepada diriku
sendiri walau sekejap mata, perbaikilah segala urusanku, tiada ilah
yang berhak disembah selain Engkau.” (HR Abu Dawud)


KENAPA, MENGAPA, RASULULLAH NABI MUHAMMAD SALLALLAHU 'ALAIHI WASALLAM MEMPUNYAI BANYAK ISTRI





Ketika orang-orang mendengar bahwa Nabi Muhammad SAW

mempunyai banyak istri semasa hidupnya, banyaklah timbul suara-suara yang sumbang kearah Nabi Muhammad SAW. Padahal, kalau mereka mau menelaah lebih dalam untuk mengetahui apa rahasia dibalik perkawinan Nabi Muhammad SAW, niscaya mereka akan mengerti dan memaklumi adanya bahkan akan memuji kepintaran strategi dari Nabi besar Muhammad SAW, yaitu : motif sosial & politis. Perkawinan pertamanya dengan Khadijah ra. (ra.:semoga Allah memberkahinya) dilakukan ketika beliau berumur 25 tahun dan Khadijah berumur 40 tahun. Selama hampir 25 tahuh, Nabi SAW hanya beristrikan Khadijah, sampai Khadijah meninggal dunia diumur 65 tahun . Hanya setelah Nabi SAW berumur lebih dair 50 tahun, barulah nabi SAW mulai menikah lagi. Dengan demikian jelaslah bahwa jika memang Nabi SAW hanya mencari kesenangan semata, tentulah tidak perlu beliau menunggu sampai berusia lebih dari 50 tahun, baru menikah lagi. Tapi Nabi Muhammad SAW tetap mencintai Khadijah selamaa 25 tahun, sampai Khadijah meninggal dunia di usia 65 tahun. Perkawinannya selanjutnya setelah Khadijah wafat, mempunyai banyak motive. Beberapa motive perkawinannya adalah sebagai berikut : 1) dengan tujuan membantu wanita yang suaminya baru saja terbunuh didalam membela Islam. 2) demi menambah dan mempererat hubungan dengan pendukung fanatik Islam, seperti Abu Bakar dan Umar ra. 3) Ada juga dalam upaya membangun hubungan yang baik dengan suku-suku lain yang semula berniat memerangi Islam. Sehingga ketika Nabi SAW mengawininya, maka perang pun terhindarkan dan darah pun tak jadi tumpah. Setidaknya, ada Professor Non-Muslim yang berkesempatan mempelajari secara langsung mengenai sejarah dan kehidupan Nabi Muhammad SAW berkesimpulan yang berbeda dengan kesimpulan kaum non-muslim lainnya: i) John L. Esposito, Professor Religion and Director of Center for International Studies at the College of the holly cross, mengatakan bahwa hampir keseluruhan perkawinan Nabi Muhammad SAW adalah mempunyai misi sosial dan politik (political and social motives). [Islam The straight Path, Oxford University Press, 1988 ]. ii) Caesar E. Farah menulis sebagai berikut: "In the prime of his youth and adult years Muhammad remained thoroughly devoted to Khadijah and would have none other for consort". Caesar Farah pun berkesimpulan bahwa perkawinan Nabi Muhammad SAW lebih karena alasan politis dan alasan menyelamatkan para janda yang suaminya meninggal dalam perang membela Islam. Sehingga memang jika melihat lagi ke sejarah, maka dapatlah diketahui apa alasan sebenarnya perkawinan nabi Muhammad SAW. Berikut ini kita tampilkan nama-nama Istri Nabi Muhammad SAW beserta sekilas penjelasannya: 1. Khadijah: Nabi mengawini Khadijah ketika Nabi masih berumur 25 tahun, sedangkan Khadijah sudah berumur 40 tahun. Khadijah sebelumnya sudah menikah 2 kali sebelum menikah dengan Nabi SAW. Suami pertama Khadijah adalah Aby Haleh Al Tamimy dan suami keduanya adalah Oteaq Almakzomy, keduanya sudah meninggal sehingga menyebabkan Khadijah menjadi janda. Lima belas tahun setelah menikah dengan Khadijah, Nabi Muhammad SAW pun diangkat menjadi Nabi, yaitu pada umur 40 tahun. Khadijah meninggal pada tahun 621 A.D, dimana tahun itu bertepatan dengan Mi'raj nya Nabi Muhammad SAW ke Sidratil Muntaha (' arsy). Nabi SAW sangatlah mencintai Khadijah. Sehingga hanya setelah sepeninggalnya Khadijah lah Nabi SAW baru mau menikahi wanita lain. 2. SAWDA BINT ZAM'A: Suami pertamanya adalah Al Sakran Ibn Omro Ibn Abed Shamz, yang meninggal beberapa hari setelah kembali dari Ethiophia. Umur Sawda Bint Zam'a sudah 65 tahun, tua, miskin dan tidak ada yang mengurusinya. Inilah sebabnya kenapa Nabi SAW menikahinya. 3. AISHAH SIDDIQA: Seorang perempuan bernama Kholeah Bint Hakeem menyarankan agar Nabi SAW mengawini Aisha, putri dari Abu Bakar, dengan tujuan agar mendekatkan hubungan dengan keluarga Abu Bakar. Waktu itu Aishah sudah bertunangan dengan Jober Ibn Al Moteam Ibn Oday, yang pada saat itu adalah seorang Non- Muslim. Orang-orang di Makkah tidaklah keberatan dengan perkawinan Aishah, karena walaupun masih muda, tapi sudah cukup dewasa untuk mengerti tentang tanggung jawab didalam sebuah perkawinan. Nabi Muhammad SAW bertunangan dulu selama 2 tahun dengan Aishah sebelum kemudian mengawininya. Dan bapaknya Aishah, Abu Bakar pun kemudian menjadi khalifah pertama setelah Nabi SAW meninggal. 4. HAFSAH BINTI UMAR: Hafsah adalah putri dari Umar, khalifah ke dua. Pada mulanya, Umar meminta Usman mengawini anaknya, Hafsah. Tapi Usman menolak karena istrinya baru saja meninggal dan dia belum mau kawin lagi. Umar pun pergi menemui Abu Bakar yang juga menolak untuk mengawini Hafsah. Akhirnya Umar pun mengadu kepada nabi bahwa Usman dan Abu Bakar tidak mau menikahi anaknya. Nabi SAW pun berkata pada Umar bahwa anaknya akan menikah demikian juga Usman akan kawin lagi. Akhirnya, Usman mengawini putri Nabi SAW yaitu Umi Kaltsum, dan Hafsah sendiri kawin dengan Nabi SAW. Hal ini membuat Usman dan Umar gembira. 5. ZAINAB BINT KHUZAYMA: Suaminya meninggal pada perang UHUD, meninggalkan dia yang miskin dengan beberapa orang anak. Dia sudah tua ketika nabi SAW mengawininya. Dia meninggal 3 bulan setelah perkawinan yaitu pada tahun 625 A.D. 6. SALAMA BINT UMAYYA: Suaminya, Abud Allah Abud Al Assad Ibn Al Mogherab, meninggal dunia, sehingga meninggalkan dia dan anak-anaknya dalam keadaan miskin. Dia saat itu berumur 65 tahun. Abu Bakar dan beberapa sahabat lainnya meminta dia mengawini nya, tapi karena sangat cintanya dia pada suaminya, dia menolak. Baru setelah Nabi Muhammad SAW mengawininya dan merawat anak- anaknya, dia bersedia. 7. ZAYNAB BINT JAHSH: Dia adalah putri Bibinya Nabi Muhammad SAW, Umamah binti Abdul Muthalib. Pada awalnya Nabi Muhammad SAW sudah mengatur agar Zaynab kawin dengan Zayed Ibn Hereathah Al Kalby. Tapi perkawinan ini kandas tidak lama, dan Nabi menerima wahyu bahwa jika mereka bercerai nabi mesti mengawini Zaynab (surat 33 :37). 8. JUAYRIYA BINT AL-HARITH: Suami pertamanya adalah Masafeah Ibn Safuan. Nabi Muhammad SAW menghendaki agar kelompok dari Juayreah (Bani Al Mostalaq) masuk Islam. Juayreah menjadi tahanan ketika Islam menang pada perang Al-Mustalaq (Battle of Al-Mustalaq) . Bapak Juayreyah datang pada Nabi SAW dan memberikan uang sebagai penebus anaknya, Juayreyah. Nabi SAW pun meminta sang Bapak agar membiarkan Juayreayah untuk memilih. Ketika diberi hak untuk memilih, Juayreyah menyatakan ingin masuk islam dan menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah yang terakhir. Akhirnya Nabi pun mengawininya, dan Bani Almustalaq pun masuk islam. 9. SAFIYYA BINT HUYAYY: Dia adalah dari kelompok Yahudi Bani Nadir. Dia sudah menikah dua kali sebelumnya, dan kemudian menikahi Nabi SAW. Ceritanya cukup menarik, mungkin nanti disampaikan terpisah. 10. UMMU HABIBA BINT SUFYAN: Suami pertamanya adalah Aubed Allah Jahish. Dia adalah anak dari Bibi Rasulullah SAW (sepupu). Aubed Allah meninggal di Ethiopia. Raja Ethiopia pun mengatur perkawinan dengan Nabi SAW. Dia sebenarnya menikah dengan nabi SAW pada 1 AH ( Hijriyah), tapi baru pada 7 A.H pindah dan tinggal bersama Nabi SAW di Madinah, ketika nabi 60 tahun dan dia 35 tahun. 11. MAYMUNA BINT AL-HARITH: Dia masih berumur 36 tahun ketika menikah dengan Nabi Muhammad SAW yang sudah 60 tahun. Suami pertamanya adalah Abu Rahma Ibn Abed Alzey. Ketika Nabi SAW membuka Makkah di tahun 630 A.D, dia datang menemui Nabi SAW, masuk Islam dan meminta agar Rasullullah mengawininya. Akibatnya, banyaklah orang Makkah merasa terdorong untuk menerima Islam dan nabi SAW. 12. MARIA AL-QABTIYYA: Dia awalnya adalah orang yang membantu menangani permasalahan dirumah Rasullullah yang dikirim oleh Raja Mesir, kemudian menikah dengan Nabi SAW. Dia sempat melahirkan seorang anak yang diberi nama Ibrahim, tetapi Ibrahim akhirnya meninggal pada umur 18 bulan. 3 tahun setelah menikah, Nabi SAW meninggal dunia, dan akhirnya 5 tahun kemudian Maria meninggal , tahun 16 A. H. Waktu itu, Umar bin Khatab yang menjadi Iman sholat Jenazahnya, dan kemudian dimakamkan di Al-Baqi.

#Oleh : GBagoes Uwah Hakam#

JANGAN BAKAR AMALMU

❤`♥ ♥♥♥♥♥ ♥❤`♥ ❤`♥ ♥ •.¸¸❤`•.¸.¸¸.•* ♥♥..♥`•.¸.• ~

Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam pernah bersabda : “ Kamu sekalian tidak akan masuk surga sebelum kamu beriman; dan tidaklah kamu beriman sebelum saling mencinta i. Maukah kamu aku tunjukkan kepada kalian suatu perkara yang apabila kalian mengerjakannya, niscaya kalian semua akan saling mencintai, yakni tebarkanlah salam diantara kalian.” (HR Muslil dalam shahihnya (81) , Tarmizi (2612) ; Abu Daud (4519) Ibnu Majah ( 67 , 3682) Kukatakan pada diriku, wahai diri , Jangan bersedih bila suatu masa engkau disakiti, jangan bersedih bila suatu saat kita ditertawakan, anggaplah semua itu tidak pernah ada, tutup mata rapat-rapat, sumpal telingan dari mendengar perkataan mereka dan tetaplah pada kebaikan. Berlakulah baik seperti wanita- wanita muslimah yang sebelummu berbuat baik. Jangan bakar amal-amal baikmu selama ini karena engkau membalas umpatan- orang-orang yang mengumpatmu. Hilangkan keinginan membalas dendam, hasud, ingin balik mencerca dan memaki-maki, karena semua itu hanya akan menimbulkan kerusakan belaka pada ketaatanmu kepada Allah. Sikap hasud itu akan membakar semua amalmu. Rasulullah bersabda : “Jauhilah hasud, karena hasud itu akan memakan amal kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar “ (HR Abu Dawud 94257) Tapi sikap yang terbaik adalah tetaplah tersenyum menghadapi orang-orang yang tidak menyukaimu, memberinya salam seperti yang Rasulullah perintahkan, dan mudah-mudahan mereka berhenti dari menghinamu, mencaci makimu, membuatmu susah dan berbalik mencintai “Janganlah meremehkan sesuatu kebaikan , walaupun sekedar bertemu saudaramu dengan wajah berseri-seri ‘ (HR Muslim (4760) ; Tarmizi (1756) Rasulullah Juga bersabda : “Barangsiapa yang memberi kesusahan kepada orang islam , niscaya Allah akan memberi kesusahan kepadanya; dan barangsiapa memberi kepayahan kepada orang muslim, niscaya Allah akan memberi kepayahan juga (HR Tirmidzi dan Abu Daud) Mengata-ngatai atau mencaci maki orang islam itu sebuah kefasiqan dan membunuh orang islam itu suatu kekufuran ( HR Bukhari (46 , 5584...) , Muslim (97) ; Tirmidzi (1906 , 2558 , 2559) “Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah” (HR Tirmizi (1879) Apabila orang lain menghinamu dan engkau tidak melawannya, walaupun engkau mampu untuk melawan, tapi engkau malah memaafkan dan memberinya salam, maka Allah tidak akan mengingkari janji-Nya . “Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal shaleh kedalam surga yang dibawahnya mengalir sungai- sungai, mareka kekal didalamnya dengan izin Rabb mereka. Ucapan penghargaan mereka dalam surga ialah salam” (QS Ibrahim ; 23) Jangan bakar amalmu karena engkau membalas dendam, Itu semua tidaklah sekali-kali mendatangkan manfaat bagimu. Tetapi berbuat baiklah dan tebarkanlah salam; semoga Allah merahmatimu. “Apabila orang –orang yang beriman kepada ayat- ayat Kami itu datang kepada-MU, maka katakanlah :”salamun’alaikum” Rabbmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang......” ( QS Al-an’am :54) Jauhilah sifat-sifat dengki agar engkau terjauh dari bahaya yang timbul dari dirimu sendiri. Dengki akan menghapus segala amal kebaikanmu, membuat hati tidak tentram, selalu dirasuki rasa ketakutan, dan tidak akan pernah puas atas keberadaan diri sendiri. Bahaya dengki akan menimpa kepada si pendengki sendiri... Apabila orang-orang mendengki kepada Rasulullah, mencaci maki, menghardik, menebar kejahatan , melemparinya dengan kotoran dan bongkahan besi, mengejar-ngejarnya, ingin membunuh nya, memboikot perekonomiannya, memfitnah istrinya, melukai para sahabat yang dia cintai, melanggar perjanjian yang disepakati, menyerang rumahnya dan meludahi wajahnya , Rasulullah hanya tersenyum memaafkan mereka. Beliau tetap mencintai mereka, beliau tidak pernah membalasnya, bahkan memberi keselamatan bagi mereka seraya berdoa : “Ya Allah ampunilah kaumku, karena mereka kaum yang tidak mengetahui “ Wallahua'lam Bishawwab ❤`♥ (´'`v´'`) ♥♥♥♥ ♥BC♥♥♥♥JS♥(´'`v´'`)`•.¸.•`❤`♥ ❤`♥ ♥ •.¸¸❤`•.¸.¸¸. •* ♥♥..♥`•.¸.•

###ONLINES ALQUR 'AN###

HANYA TANDA

Dalam setiap langkah Dan berapa banyak sudah kita gerakkan Tak ubahnya seperti menumpang di dalam sebuah bis kota Atau mobil carteran Atau pesawat Atau berbelanja Atau berkuasa Atau mencinta Dalam itu semua Tak ada beban Tak ada , ringan Tuk menyerahkan apa yang sebelumnya di idam idamkan Uang Kuasa Kepuasan Berikan pada kenek Berika pada kondektur Berikan pada awak Berikan pada penjaga swalayan Berikan pada si pembawa kasut tahta Berikan pada pilihan yang mengepung relung dada Oh seandainya Kita bisa faham Saat stasiun terakhir apa saja tumpangan kita Tautan kita Yang sesaat meneduhkan panas Yang sekejap menyegarkan dahaga Oh seandainya kita mampu mengurai segala peristiwa Niscaya tak kuizinkan kekasih berkalang tanah Tuk membina cinta di atas kegelisahan diri yang gemetar melihat kuburan Oh … adakah itu sebuah malapetaka Adakah cinta ikut terkubur juga Oh… adakah sukma mampu mengerjapkan suka Pada titian kesan yang masih tetap terjaga dalam jiwa Bahwa pergantian musim tak pelak terjadinya Demikian pula pergantian diri dengan diri antara kita Dan kekasih kita Pun tak mampu menghapus merahnya cinta yang menggelora Karena itu Maka kita serahkan uang, kuasa dan kepuasan pada mereka Dan sebelumnya kita berjuang habis habisan tuk meraupnya Bahkan tak peduli larangan agama saatnya Kita pun lepaskan dengan suka semua wujud kasar itu benar benar menjadi sirna pun diri kita Seperti seonggok jenazah kekasih yang melintang miring ke arah ia munajat Dan ia sekarang tak bisa lagi bermain main bercanda tawa Ia tak mampu lagi berkata mesra Ia pun bisa terbata-bata Dalam salah satu ruang keabadian Kasih atau tersia-sia Biarkan roda-rodanya memutar mencari capaiannya Lepaskan kepergiannya Karena yang tertanam adalah saripati yang mendarah daging Pada tubuh jiwa raga kita Kasih sayang Kasih kita pada bapak ibu kita Pada sang pencinta Pada sesama Telah menggetarkan seluruh diri dan meluas melebar mengisi kisi kisi hati Bukankah itu semua hanya tanda ? Yah ………….. Hanya sebuah tanda Bahwa kita punya cinta Dan betapa kecil kasih kita di hadhirat kasih sayang-Nya Yang sepenuh bumi langit dan seluruh ruang di balik keduanya Kekasih hanya sebuah tanda Tuk menggapai tanda kasih sayang-Nya Laksana getar cinta mereka yang beriman Getar amat dahsyat Hingga melelehkan luka dan kucuran darah dalam setia menghamba pada-Nya Dan tak mengenal putus asa Karena pada dasar kekuatan dari-Nya moga hidupkan hati nan lapang Hingga akhirat abadi dalam rahmat-Nya Amin. َﻦﻳِﺬَّﻟﺍَﻭ ﺍﻮُﻨَﻣَﺁ ُّﺪَﺷَﺃ ﺎًّﺒُﺣ ِﻪَّﻠِﻟ ]ﺓﺮﻘﺒﻟﺍ[165/ 165. Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu[106 ] mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah Amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). [106 ] Yang dimaksud dengan orang yang zalim di sini ialah orang-orang yang menyembah selain Allah.

♥•❤ ALASAN- ALASAN MENGAPA ORANG ENGGAN BERTAUBAT ♥❤♥ ♥ ❤`♥ (´'`v´'`) ♥♥♥♥ ♥♥♥♥♥♥(´'`v´'`) `•.¸.•`❤`♥ ❤`♥ ♥ •.¸¸❤`•.¸.¸¸.•* ♥♥..♥`•.¸.•

Bismillaahirrah maanirrahiim Ada orang yang mengatakan, "Aku ingin bertobat, tapi siapa yang bisa menjamin bahwa Allah mau mengampuni ku bila aku bertobat, padahal aku ingin menjalaninya dengan istiqamah, tetapi banyak sekali godaan yang memaksaku untuk kembali lagi melakukan dosa. Jika aku tahu Allah mengampuniku , maka aku pasti bertobat". Jawabannya, "Apa yang kita alami sekarang , pernah pula dialami oleh orang sebelum kita, termasuk para sahabat rasulullah SAW. Seperti riwayat berikut... Imam muslim meriwayatkan kisah masuk islamnya "Amr bin Ash RA, Dalam kisah tersebut antara lain 'Amr bin 'Ash berkata : "Tatkala Allah menumbuhkan benih islam dihatiku, maka aku segera mendatangi nabi SAW, kemudian aku berkata, "Ulurkanlah tanganmu karena aku akan berbai'at kepadamu" Kemudian beliau mengulurkan tangan kanan beliau dan aku segera menjabat dengan tangan kananku. Beliau berkata, Ada apa denganmu wahai 'Amr?' Aku menjawab, "Aku akan masuk islam tetapi aku mengajukan syarat" Beliau berkata, "Mengajukan syarat apa?" Aku menjawab, "Bahwa Allah mengampuniku". " Rasulullah bersabda: "Apakah engkau tidak tahu wahai ' Amr, bahwa masuk islam akan menghapus( dosa yang dilakukan sebelum) islam, hijrah menghapus dosa sebelum hijrah, dan haji menghapus dosa sebelum haji" QS Az-zumar 53 : Katakanlah : "Hai hamba- hamba Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah". APAKAH ALLAH AKAN MENGAMPUNIKU? Adapula orang yang berkata, " Aku ingin tobat tetapi dosaku terlalu banyak, semua jenis kemaksiatan telah aku lakukan dan segala bentuk dosa telah aku jalani. Aku tidak tahu apakah Allah akan mengampuni dosaku yang telah kujalani sepanjang hidupku. Sebagai umat islam , hal pertama yang harus kita lakukan dalam menggali hukum dan mencari dukungan adalah kembali kepada Al-Quran dan sunnah rasul. Ketika kita kembali kepada kitab Allah, maka kita menemui firmannya yang berbunyi: '" KATAKANLAH WAHAI HAMBA- HAMBAKU YANG MELAMPAUI BATAS TERHADAP DIRI MEREKA SENDIRI JANGANLAH KAMU BERPUTUS ASA DARI RAHMAT ALLAH. SESUNGGUHNYA ALLAH MENGAMPUNI DOSA-DOSA SEMUANYA. SESUNGGUHNYA DIA MAHA PENGAMPUN LAGI MAHA PENYAYANG. DAN KEMBALILAH KAMU KEPADA TUHANMU DAN BERSERAH DIRILAH KEPADANYA (QS: AZZUMAR 53 ,54 )
Itulah jawaban singkat dan gamblang terhadap problem tersebut. PERASAAN BAHWA DOSA KITA LEBIH BANYAK DARI AMPUNAN ALLAH ADALAH TANDA BAHWA : 1. Orang tersebut belum yakin sepenuhnya akan luasnya rahmat Allah 2. Kurang yakin dengan kekuasaan Allah untuk mengampuni segala dosa 3. Kurang mengamalkan amalan hati yaitu berharap kepada Allah 4 Tidak kuat memegang prinsip bahwa tobat dapat menghapus dosa HAL INI BISA DIJELASKAN DENGAN PERNYATAAN BERIKUT ; 1. "DAN RAHMATKU MELIPUTI SEGALA SESUATU" (QS Al- 'Araf; 56)
2. Cukup Dengan hadis qudshi berikut : Allah berfirman :"SIAPA YANG MEYAKINI BAHWA AKU BERKUASA UNTUK MENGAMPUNI SEGALA DOSA , MAKA AKU MENGAMPUNI DOSANYA DENGAN CARAKU SELAMA DIA TIDAK MENYEKUTUKAN AKU DENGAN SEGALA APAPUN" (HR THABRANI, dalam kitab Al- Kabir dan HAKIM dalam kitab shahihul jaami' ; 4330)
Semua itu terjadi bila hamba tersebut bertemu dengan Allah kelak diakhirat 3. " WAHAI MANUSIA...SUNGG UH BILA ENGKAU MEMOHON DAN MENGHARAP KEPADAKU PASTI AKU AKAN MENGAMPUNI SEMUA DOSA YANG ADA PADAMU DENGAN CARAKU.WAHAI MANUSIA JIKA DOSAMU MENJULANG TINGGI KELANGIT KEMUDIAN ENGKAU MOHON AMPUN PADAKU PASTI AKU MENGAMPUNIMU DENGAN CARA-KU. WAHAI MANUSIA JIKA ENGKAU DATANG PADAKU DENGAN MEMBAWA DOSA YANG MEMENUHI BUMI, KEMUDIAN ENGKAU BERTEMU DENGAN-KU TANPA MENYEKUTUKAN AKU DENGAN SESUATU , PASTI AKU AKN MENGHAMPIRIMU DENGAN AMPUNAN YANG MEMENUHI BUMI " .(HR Tirmidzi ,dalam shahiihul jaami' : 4338)
4. "ORANG YANG BERTOBAT DARI DOSANYA SEPERTI ORANG YANG TIDAK MEMILIKI DOSA" ( HR Ibnu Majah, shahihuul jaami' 3008)
Ya siapakah yang mengalihkan seseorang dari keadaannya yang penuh dosa menjadi diri yang bertobat? Apakah sekarang terlihat wahai orang yang mau bertobat bahwa dosamu lebih besar dari dosa dosa orang terdahulu yang telah diterima tobatnya oleh Allah? Lantas mengapa harus putus asa? Ya Allah ,Ya Tuhanku jangan engkau adzab aku Aku mengakui semua dosa yang kulakukan Tiada daya bagiku Kecuali harapan dan baik sangkaku akan ampunan dan maaf-Mu Manusia mengiraku orang baik Padahal aku adalah seburuk- buruk manusia Jika engkau tidak mengampuni dan memaafkanku Aku memohon kepada Allah semoga menerima tobat kita dan juga tobat kaum muslim semuanya. Dan semoga dia menjadikan kita termasuk orang-orang yang kembali (bertobat) kepadanya dan memohon ampunan kepadanya setiap saat dan waktu. Wallahu a’lam bisshawaab Referensi : Hadist shahih Aljamius-shahih , Bukhari- Muslim; Abu Firly Bassam Taqiy ," Berdosa tapi masuk surga" ;Dr. Khalid Abu Syaudi "Ketika Allah Berbahagia" ❤`♥ ♥ •.¸¸❤`•.¸.¸¸.•* ♥BC ♥.JS.♥`•.¸.•´.(¯` v´¯)(¯`v ´¯).`•. ¸.•´ ♥•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨

PERSAKSIAN


Apakah yang bercokol dalam benak kita Tatkala Tuhan menghamparkan pelataran langit yang menjulang Dan adakah hayal meraba di balik tiang tiangnya Sungguh Keberadaan yang sebenarnya dari semua itu Tak ada ilmu Tuk mengurainya menjadi tahu Kalau demikian Mampukah gerak menerjemahkannya Menekan hayal menunduk meraba rongga dada Membayangkan hal yang tetap gelap Jika seandainya tidak ada Tuhan selain-Nya Tentu terjemahan kegelapan itu membuat langkah kaki tak tentu arahnya Lihatlah Betapa hubungan antar manusia yang paling terhormat di jagat raya yang amat kecil ini dibandingkan dengan berjuta juta planet dan benda benda angkasa yang ribuan juta Tak ubahnya seperti hewan Liar dan sekedar memuaskan selera Lihatlah Betapa pertalian cinta manusia Yang mestinya di pupuk dengan iman dan kebaikan pada sesama Tak lebih dari segenap bayangan kambing-kambing gembalaan di dalam kandang yang di poles dengan sejuta pernik warna warni, dengan segala tetabuhan dan hidangan yang membuat embekannya sekedar melegakan tenggorokannya serta desahnya, sekedar menyalurkan kebinatangannya oh kawan maafkan aku karena aku menggambarkan dunia suram yang sama sekali aku tak hendak melihatnya hanya sekedar cerita dari kabar demi kabar oh kawan moga kita bisa menjadi saksi atas kemurahan ampunan-Nya maafkan maafkan yang sebenarnya harus di awali dari kesuburan ladang hati dan jiwa apakah tanaman iman telah di cocokkan di bekas galiannya yang sesungguhnya Allah, para malaikat dan orang-orang yang berhati terang Karena cahaya yang bersumber dari balik cakrawala alam sekitar Bahkan dari balik mata sang surya menjentikkan tanda-tanda yang jelas yang telah disematkan di dalam setiap jiwa yang terbuka tanda dari alamnya, tanda dari firman-Nya bahkan alam lebih dahulu lahir dari catatan apa saja tentang nama sebutan-Nya, tentang kebesaran-Nya, Kemahakuasaan- Nya Keagungan-Nya Yang hanya Dia, Yang esa karena khawatir menerpa menyemburatkan kerut sembrawut kepala kita oh… bagaimana rasa itu kita lepaskan Sementara orang orang yang terbuka dadanya Benar benar luruh dalam apa saja yang menjadi kehendak-Nya Oh… Aku bukan apa Dia bukan apa Harta bukan apa apa Kehormatan Pemuasan selera Oh Bukan apa apa bagi segenap sejahtera saat kita benar benar mengingat apa arti mereka semua dalam hidup kita Dalam hidup sesudah kematian kita Saat diri lepas dan bertautlah segala asa dengan kasih sayang-Nya Mulailah udara sejuk merambati jiwa raga Adakah kita pernah merasakannya Atau kita tak hendak untuk merasa menyadarinya ? Tuhan Jangan lepaskan lagi aku setelah kau menyuburkan hati ini dengan tanaman iman Dengan hujan hidayah-Mu Dengan perkenan kasih sayang-Mu Sesungguhnya kasih sayang-Mu benar benar tak perlu diminta oleh hamba Karena engkau adalah sang pemberi yang amat bijaksana Walhamdulillahi Robbil-‘ alamin. Amin. oleh Abu Ova

TAKBIR TAKBIR TAKBIR


Allahu Akbar … Allahu Akbar … Allahu Akbar … Laa ilaaha illallah Wallahu Akbar Allahu Akbar Kabiro Wal hamdulillahi katsiro Wa Subhanallahi Bukratan Wa Ashila Laa Ilaaha Illallahu La Na`budu Illaa Iyyah, Muhklishina Lahud-din, Walau Karihal Kafirun. Laa Ilaaha Illallahu wahdah, Shadaqo Wa`dah, Wa Nashara `Abdah, Wa A`azza Jundahu Wa Hazamal Ahzaaba Wahdah. Laa Ilaaha Illallahu Wallahu akbar Allahu Akbar Wa Lillahil-hamd

AL IMAM SYAFI 'I

Menurut Imam Syafi’i ada 6 cara untuk meraih kebahagiaan hakiki iaitu : ◘ Kecerdasan “ Sesungguhnya dalam penciptaan langit langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda- tanda bagi orang- orang yang berakal” (QS. Ali Imron : 190)
... “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia- sia Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka” (QS. Ali Imron : 191) “ Aku mengikuti prasangka hamba-Ku” (Hadist Qudsi) ◘ Perhatian Perhatian disini ialah bagaimana orang itu lebih memperhatikan akhiratnya daripada dunianya tapi bukan bererti harus melulu beribadah terus tanpa bekerja kerana Rasulullah saw juga bekerja sebagaimana kita dan beliau juga menikah yang mana bekerja dan menikah adalah hal yang duniawi. Jadi selain bekerja dan hal-hal dunia lainnya (selain hal maksiat) kita juga tidak boleh lupa akan akhirat kita, kita juga harus lebih memberikan perhatian ekstra apakah ibadah yang kita lakukan itu sudah benar dan berusaha untuk terus menambah intensitas ibadah dan amal shalih. Demi akhirat ◘ Kesungguhan Berusaha dengan sungguh- sungguh untuk mewujudkan keinginan kita agar dapat menikmati akhirat nanti. Jangan hanya berdoa saja tanpa ibadah, walaupun berdoa 10 kali sehari tapi tidak solat dan terus-terusan bermaksiat yang ada hanya harapan kosong. Jadi bersungguh-sungguhlah, berusahalah sebisa mungkin untuk terus beribadah, jangan lupa amal shalihnya. ◘ Biaya Dalam mempelajari syariat islam kita tentunya memerlukan biaya. Lalu bagaimana dengan orang- orang yang tidak mampu ? “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. Al- Baqarah : 286) Tapi alangkah baiknya bagi anda yang diberikan kelebihan untuk membantu orang-orang yang tidak mampu yang ingin mempelajari islam, atau membantu untuk meringankan kesusahan orang-orang fakir asal jangan membantu orang yang kesusahan ingin berbuat maksiat. “Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya” (QS. Al- Baqarah : 286)
◘ Bimbingan orang yang lebih pintar Maksud berteman dengan orang-orang yang pintar di sini ialah orang-orang yang pintar dalam hal agama bukan pintar dalam bermaksiat, berteman dengan orang-orang soleh banyak mendatangkan keuntungan buat kita sendiri iaitu mereka dapat menasihati kita pada saat kita melakukan perbuatan yang bertentangan dengan syariat islam, membantu kita supaya tetap istiqomah di jalan Allah ini. Tapi hal ini bukan berarti kita harus menjauhi orang-orang yang hidupnya bergelimangan maksiat, kalau anda merasa bahwa anda adalah tipe yang bisa mempengaruhi maka ajaklah pelaku maksiat itu secara perlahan-lahan untuk mengikuti jalan Allah tetapi jika anda tipe yang mudah terpengaruh maka anda harus memutuskan untuk menjauhi mereka. ◘ Waktu yang panjang Teruslah untuk melakukan amal soleh dan jangan pernah berhenti untuk menebar kebajikan di sekitar anda. Perpanjanglah waktu solat anda dan jangan terburu- buru ingin segera mengakhirkan solat, karena pada saat solat itulah kita benar-benar berhadapan dengan Sang Pencipta, konsentrasikan fikiran anda dan kurangilah pikiran tentang dunia pada saat solat. Memang bukan hal mudah untuk membuat fikiran kita tidak melayang- layang pada saat solat tapi juga bukan hal yang mustahil selama kita terus mencubanya. Ingat jangan pernah menyerah untuk terus berdekatan dengan Allah.

MESTERI ALAM KUBUR

Jika kita memasuki daerah pekuburan dan melayangkan pandangan pada kuburan-kuburan yang tersusun rapi , maka kita akan mendapati keheningan dan sunyi yang berkepanjangan . Tak terdengar sedikitpun suara, meski banyak yang tinggal disitu. Kuburan-kuburan yang berjejer rapat , sementara dahulu mereka tinggal berjauhan, tidak saling mengenal antara satu dengan yang lainnya. Ada anak kecil yang masih menyusui, ada orang kaya, ada juga orang yang tak punya. Ada orang yang tua renta, dan ada pula anak muda. Namun, apakah gerangan yang terjadi pada mereka? Banyak diantara kita tidak mengetahui Misteri Alam Kubur. Oleh karena itu, kali ini kami akan mengajak anda untuk menjelajahi alam kubur sebagaimana yang telah dikabarkan oleh rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- berdasaarkan wahyu dari Allah – Subhanahu Wa Ta’ala-, bukan dari takhayyul yang dibuat-buat oleh manusia : . Uraian lengkap Hadits Shohih yang panjang dibawah ini . Al-Barra’ bin ‘Azib-radhiyallahu ‘anhu- dia berkata,: “Kami pernah mengiringi jenazah seorang dari sahabat anshar. Tatkala kami tiba di kuburan, ternyata penggalian lahat belum selesai. Akhirnya Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- duduk (menghadap kiblat), dan kami pun duduk di sekelilingnya. seolah-olah ada burung diatas kepala kami yang hinggap (karena dalam keadaan diam dan tenang). Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- memegang kayu yang beliau pukulkan ke tanah.(Beliau memandang ke langit lalu memandang ke tanah, lalu beliau mendongakkan kepalanya dan menundukkannya tiga kali). Kemudian beliau bersabda, اِسْتَعِيْذُوْا بِاللهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ “ Berlindunglah kalian kepada Allah dari siksa kubur “. Diucapkan dua atau tiga kali. (Kemudian Rasulullah bersabda, اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ “ Ya Allah aku berlindung kepadamu dari azab kubur “).tiga kali. Kemudian bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba yang mu’min apabila meninggal dunia dan menghadapi akhirat maka turunlah para malaikat dari langit. Wajahnya putih seakan-akan di wajah mereka itu matahari. Mereka membawa kain kafan diantara kafan-kafan surga dan hanuth (parfum) diantara parfum-parfum surga hingga mereka duduk dari tempat yamg jaraknya sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat maut - Alaihis Salam- hingga duduk di sisi kepalanya lalu dia berkata, “Wahai jiwa yang baik (dalam sebuah riwayat: yang tenang) keluarlah menuju kepada ampunan Allah dan keridhoan-Nya. (Rasulullah bersabda), “Maka keluarlah ruh itu mengalir seperti tetesan air dari wadahnya, lalu malaikat itu mengambilnya. Apabila malaikat maut telah mengambilnya, maka para malaikat itu tidak membiarkannya berada di tangan malaikat maut sekejap mata pun hingga mereka mengambilnya, lalu mereka meletakkan di dalam kafan dan parfum tersebut.(Maka itulah makna firman Allah -Ta’ala-, “ Dia diwafatkan oleh malaikat-malaikat kami; dan malaikat-malaikat kami itu tidak melalaikan kewajibannya “. (QS. Al An’am:61) Semerbak bau wangi seperti misik paling wangi yang didapati di muka bumi. Lalu mereka membawanya naik. Tidaklah mereka melewatkan ruh itu di hadapan sekumpulan para malaikat melainkan para malaikat itu mengatakan, Siapakah ruh yang wangi ini? Mereka menjawab, Fulan bin Fulan -disebut dengan nama- nama terbaik yang dulu mereka menyebutnya ketika di dunia- hingga mereka sampai di langit dunia. Lalu mereka minta agar pintu dibukakan untuk ruh itu. Maka dibukakan untuk mereka. Lalu para malaikat muqarrabun dari semua sisi langit itu mengantarkannya sampai ke langit yang berikutnya hingga berakhir di langit yang ke tujuh. Maka Allah -Ta’ala- berfirman, “Tulislah untuk hamba-Ku di ‘Illiyyin.”. “ Tahukah kamu apakah ‘Illiyyin itu? (yaitu) Kitab yang bertulis. Yang disaksikan oleh malaikat- malaikat yang didekatkan (kepada Allah ) “. (QS. Al-Muthoffifin:19-21). Maka ditulislah kitabnya di Illiyyin. (Kemudian Allah berfirman lagi), “Kembalikanlah ia ke bumi. sesungguhmya Aku (berjanji kepada mereka bahwa) dari bumilah Aku menciptakan mereka dan dari sana Aku kembalikan mereka, dan dari sana pula Aku mengeluarkan mereka lagi di kali yang lain”. Maka (ia dikembalikan ke bumi, dan) dikembalikan ruhnya itu ke dalam jasadnya.(Kata beliau -Shollallahu ‘alaihi wasallam-, sesungguhnya ia mendengar suara sandal orang- orang yang mengantarnya, apabila mereka pulang meninggalkannya). Lalu ia didatangi oleh dua malaikat (yang keras hardikannya) seraya menghardiknya dan mendudukkannya. Lalu kedua malaikat itu bertanya kepadanya, “Siapa Rabbmu? ” Maka ia menjawab, “Rabbku adalah Allah”. Keduanya bertanya lagi, “Apa agamamu?” Dia menjawab, “Agamaku Islam”. Lalu keduanya bertanya lagi, “Siapakah orang yang diutus oleh Allah kepada kalian itu?” Dia menjawab, “Beliau adalah utusan Allah”. Lalu keduanya bertanya lagi kepadanya, “Apa saja amalanmu?”Dia menjawab, “ Aku membaca Kitabullah, lalu aku beriman kepadanya, dan membenarkannya”. Lalu malaikat itu bertanya lagi, “Siapa Rabbmu? dan apa agamamu? dan siapa nabimu?” Itulah akhir fitnah (ujian) atau pertanyaan yang diajukan kepada seorang mu’min. Maka itulah makna firman Allah -Ta’ala-, “ Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat”. (QS.Ibrahim: 27) Lalu ia menjawab, “Rabbku adalah Allah; agamaku Islam, dan nabiku adalah Muhammad -Shollallahu ‘alaihi wasallam-”. Maka ada Penyeru (Allah) yang menyeru dari langit dengan mengatakan, “Telah benar hamba-Ku. maka bentangkanlah permadani dari jannah (surga) dan kenakanlah untuknya dari pakaian jannah, serta bukakanlah untuknya pintu ke jannah”. Lalu sampai kepadanya hawa jannah dan bau wanginya, dan diluaskan kuburnya sejauh mata memandang. Datanglah kepadanya (di dalam sebuah riwayat: didatangkan kepadanya dalam bentuk) seorang laki-laki yang tampan wajahnya bagus pakaiannya, dan wangi baunya, lalu orang itu mengatakan, “ Berbahagialah dengan apa yang membuatmu senang, (berbahagialah dengan keridhan dari Allah -Ta’ala-dan jannah yang di dalamnya ada nikmat- nikmat yang abadi). Ini adalah hari yang dijanjikan kepada engkau”. Lalu ia mengatakan kepadanya, “(Engkau telah diberi kabar gembira oleh Allah dengan kebaikan) Siapakah engkau ini? wajahmu menunjukkan wajah orang yang datang dengan kebaikan”. Orang itu menjawab, “Aku adalah amalanmu yang shalih (Demi Allah tidaklah aku mengetahuimu, kecuali engkau orang yang bersegera melakukan ketaatan kepada Allah. Maka Allah membalasmu dengan yang terbaik)”. Kemudian dibukakanlah untuknya pintu jannah dan pintu neraka. Lalu dikatakan kepadanya, “Inilah tempat tinggalmu jika engkau durhaka kepada Allah. Kemudian Allah menggantikanmu dengan yang itu (jannah)”. Saat ia melihat apa yang ada di dalam jannah, ia mengatakan, “Ya Rabbi, segerakanlah datangnya hari kiamat agar aku pulang lagi kepada keluargaku dan hartaku”. (Lalu dikatakan kepadanya:tenanglah). Lanjut beliau -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda , “ Sesungguhnya seorang hamba yang kafir (di dalam sebuah riwayat, “yang fajir/ durhaka” ) apabila ia meninggal dunia dan menghadapi akhirat, turunlah kepadanya para malaikat dari langit (yang keras lagi kejam) yang berwajah hitam-hitam. Mereka membawa pakaian kasar (dari neraka). lalu mereka duduk dari tempatnya sejauh mata memandang. kemudian datanglah malaikat maut hingga duduk di sisi kepalanya lalu ia berkata, “Wahai jiwa yang jelek! Keluarlah menuju kemurkaan Allah dan kemarahannya!” Maka tercerai-berai ruh itu di dalam jasadnya, kemudian dicabut seperti dicabutnya besi berduri (banyak cabangnya) dari bulu yang basah lalu tertarik putus bersamanya urat-urat dan pembuluhnya. (Kemudian ia dilaknat oleh setiap malaikat yang ada di antara langit dan bumi dan semua malaikat yang ada di langit; ditutuplah pintu-pintu langit. Tidak ada di antara malaikat penjaga pintu itu, kecuali mereka memohon kepada Allah agar ruh itu jangan dinaikkan melalui tempat mereka). Lalu malaikat maut mangambilnya. Apabila malaikat maut telah mengambilnya, maka para malaikat itu tidak membiarkannya berada di tangannya sekejap mata pun hingga mereka mengambilnya, lalu mereka meletakkannya di dalam kafan tersebut. Maka keluarlah dari ruh itu bau busuk seperti bangkai paling busuk yang didapati di muka bumi. Kemudian mereka membawanya naik. Tidaklah mereka melewatkan ruh itu di hadapan sekumpulan para malaikat, melainkan para malaikat itu mangatakan, “ Siapakah ruh yang sangat busuk ini? ” Mereka menjawab, Fulan bin Fulan – disebut dengan nama-nama terburuk yang dulu mereka menyebutnya ketika di dunia– hingga mereka sampai di langit dunia. Lalu mereka minta agar pintu dibukakan untuk ruh itu. Namun tidak dibukakan untuknya. Kemudian Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- membaca ayat, “ Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan . (QS. Al-A’ raf:40) Allah berfirman, “ Tulislah kitabnya di Sijjin, di bumi yang paling bawah “. (Kemudian Allah berfirman lagi), “Kembalikanlah ia ke bumi. Sesungguhmya Aku (berjanji kepada mereka bahwa) dari bumilah Aku menciptakan mereka dan dari sana Aku kembalikan mereka, dan dari sana pula Aku mengeluarkan mereka lagi di kali yang lain”. Maka dilemparkan ruh (dari langit) dengan lemparan (yang membuat ruh itu kembali ke dalam jasadnya) . Kemudian Rasulullah membaca, “ Barangsiapa yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah, Maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit, lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh “. (QS. Al-Hajj: 31) Lalu dikembalikan ruh itu ke dalam jasadnya. ( Kata beliau -Shollallahu ‘alaihi wasallam-, “ Sesungguhnya ia mendengar suara sandal orang- orang yang mengantarkannya apabila mereka pulang meninggalkannya). Lalu ia didatangi oleh dua malaikat (yang keras hardikannya), lalu keduanya menghardiknya dan mendudukkannya. Kemudian kedua malaikat itu bertanya kepadanya, “ Siapa Rabbmu? ” Maka ia menjawab, “ Haah…hah , saya tidak tahu “. Keduanya bertanya lagi, “ Apa agamamu? ” Dia menjawab, “ Haah hah, saya tidak tahu “. Lalu keduanya bertanya lagi, “apa komentarmu tentang orang yang diutus oleh Allah kepada kalian itu?” Dia tidak tahu namanya. Lalu dikatakan kepadanya, “Muhammad!?” Maka ia menjawab, “Haah…hah, saya tidak tahu (saya mendengar orang mengatakan begitu”. Lalu dikatakan kepadanya, “Engkau tidak tahu, dan tidak membaca?” Maka ada penyeru yang menyeru dari langit dengan mengatakan, “Dia dusta. Maka bentangkanlah permadani dari neraka dan bukakanlah untuknya pintu ke neraka”. Lalu sampailah kepadanya panas neraka dan hembusan panasnya. Disempitkan kuburnya hingga bertautlah tulang rusuknya karenanya. Datanglah kepadanya (di dalam sebuah riwayat: didatangkan kepadanya dalam bentuk) seorang laki-laki yang buruk wajahnya buruk pakaiannya dan busuk baunya. Lalu orang itu mengatakan, “Aku kabarkan kepadamu tentang sesuatu yang membuatmu menderita. Inilah hari yang dijanjikan kepadamu”. Lalu ia mengatakan kepadanya, “(Engkau telah diberikan kabar jelek oleh Allah)”. Siapakah engkau ini? Wajahmu menunjukkan wajah orang yang datang dengan kejelekan”. Orang itu menjawab, “ Aku adalah amalanmu yang buruk . (Demi Allah, tidaklah aku mengetahuimu, kecuali engkau adalah orang yang berlambat-lambat dari melakukan ketaatan kepada Allah dan bergegas kepada kemaksiatan kepada Allah. Maka Allah membalasmu dengan yang terburuk)”. Kemudian didatangkan kepadanya seorang yang buta, tuli lagi bisu dengan membawa sebuah palu besar di tangannya! Kalau saja palu itu dipukulkan kepada gunung, tentu gunung itu menjadi debu. maka orang itu memukulkan palu itu kepadanya hingga ia menjadi debu. Kemudian Allah mengembalikannya lagi seperti semula. Lalu orang itu memukulnya sekali lagi hingga ia memekik keras dengan teriakan yang bisa didengar oleh segala yang ada, kecuali manusia dan jin. Kemudian dibukakan pintu neraka untuknya dan dibentangkan permadani dari neraka). Maka ia berkata:” Ya Rabbi! janganlah Engkau datangkan hari kiamat itu !” (HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya ( 4753) , Al-Hakim dalam Al-Mustadrok (107) , Ath- Thoyalisiy dalam Al-Musnad (753) , dan Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushonnaf ( 12059). Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (1630)) Demikianlah perjalanan kita kali ini. Semoga bisa menjadi nasihat bagi kita sebagai calon penghuni kubur yang akan segera menyusul orang-orang yang ada dalam liang lahat. Maka persiapkanlah imanmu dan amal sholihmu dengan mempelajarilah agamamu sehingga engkau menjadi orang-orang yang selamat dari hardikan malaikat, dan himpitan kubur yang gelap. Ingatlah dunia dan umurmu singkat !! Penulis: Buletin Jum’at Al-Atsariyyah Judul: Misteri Alam Kubur

SETELAH AJAL MENJEMPUT. MANRABBUKA, SANGGUPKAH KITA MENJAWABNYA

Sanggupkah aku menghadapi itu ? Saat di mana aku didudukkan di lubang yang gelap , kemudian datanglah kepada ku dua malaikat mengajukan pertanyaan: Siapa Rabb-mu, apa agamamu, dan siapa nabimu ? Sanggupkah aku menjawabnya ? … Sungguh, saat itu akan datang sebagaimana telah sering aku saksikan ia mendatangi orang lain, teman-temanku, tetanggaku, bahkan orang tua atau kerabatku. Sungguh, saat itu tak mungkin kuduga sebagaimana juga mereka tak pernah menduga didatangi oleh nya. Sungguh dia akan menjemput aku pergi ke tempat yang tak mampu aku bayangkan, tempat yang tak pernah kembali lagi mereka yang pergi ke sana, tempat yang di sana aku akan dihadapkan dengan pertanyaan. Sungguh, semua itu benar adanya. Tak ada alasan bagi ku untuk tidak percaya hal itu bakal terjadi, sebagaimana tak ada alasan bagi ku untuk mengingkari adanya Al Khaliq. Juga sebagaimana tak ada alasan bagi ku untuk memungkiri adanya getaran kegelisahan dalam bathinku tatkala aku melakukan perbuatan yang fitrahku mengenalnya sebagai dosa. Hanya saja. Sanggupkah aku menghadapi itu ? Saat di mana aku didudukkan di lubang yang gelap, kemudian datanglah kepada ku dua malaikat mengajukan pertanyaan: Siapa Rabb-mu, apa agamamu, dan siapa nabimu ? Sanggupkah aku menjawabnya ? … Apa yang akan aku katakan, ketika ditanya tentang siapa Rabb-ku ? Cukupkah kujawab : Rabb-ku adalah ALLAH ? Semudah itukah menghadapi fitnah qubur ? Rasanya tidak. Tidak akan semudah itu. Sebagaimana telah tertanamkan dalam jiwaku keyakinan akan adanya Engkau, tertanam pula keyakinan ,bahwa tidaklah segala sesuatu itu ada dan terjadi dengan sendirinya serta tanpa maksud dan tujuan. Lantas bolehkah terlintas dalam benakku : “ Mustahil aku akan tersesat dan terjatuh ke dalam kekufuran.” ? Bolehkah terucap lewat lisanku: “ Keberhasilan yang aku peroleh adalah semata- mata hasil prestasiku.” ? Bolehkah aku beranggapan : “ Bahwa tanda keridhoan-Mu adalah dengan terjadinya apa yang terjadi atau berlakunya apa yang hendak aku lakukan.” ? Sungguh tak mungkin aku mengatakan: “ Alangkah kejamnya Engkau, membiarkan seorang bayi lahir dalam keadaan cacat. Alangkah tak adilnya Engkau, membiarkan pelaku ma’shiyat sejahtera bermandikan kesenangan, sedangkan mereka yang tha’at dalam keadaan miskin berlumurkan kesengsaraan.” Sungguh tak mungkin aku mengatakannya. Namun, mengapa sering bathin ini protes manakala aku tertimpa musibah atau doaku tak kunjung terkabul? Ya, ALLAH. Ternyata tak ada jalan untuk mengenal Mu kecuali melalui diri-Mu. Kalau bukan karena hidayah-Mu, sungguh akan tertanam dalam batinku, terucap dari lisanku, dan terwujud lewat perbuatanku segala yang bertentangan dengan kekuasaan-Mu, bertentangan dengan hak-Mu untuk diibadahi, serta bertentangan dengan kemuliaan nama-nama dan sifat-sifat-Mu. Maka, sudahkah aku mengenal segala kekuasan-Mu dan mengakui keesaan-Mu dalam hal mencipta, memiliki, dan mengatur alam semesta ini? Kemudian, apa yang akan aku katakan ketika ditanya tentang apa agamaku? Cukupkah kujawab: Agamaku Islam? Semudah itukah menghadapi fitnah qubur? Rasanya tidak. Tidak akan semudah itu. Sebagaimana telah tertanam di dalam jiwaku keyakinan akan kesempurnaan agama ini, tertanam pula keyakinan bahwa agama ini disampaikan kepada manusia agar mereka memperoleh kemudahan dan kebahagiaan hidup di dunia – sebelum di akhirat kelak tentunya-. Lantas bolehkah terlintas dalam benakku: ”Agama ini tidak realistis, kurang membumi.” ? Bolehkah terucap lewat lisanku: “Jaman sekarang ini jangankan mencari yang halal, mencari yang haram saja susah.”? Bolehkah aku beranggapan: “ Semua agama itu baik.” ? Sungguh tak mungkin aku mengatakan: “ Alangkah enaknya menjadi orang-orang kafir di muka bumi ini, alangkah kunonya agama ini, dan alangkah sempit serta terbatasnya ruang ibadah yang tersedia di sana.” Sungguh tak mungkin aku mengatakannya. Namun mengapa sering bathin ini protes manakala terasa dunia dan segala suguhannya tak memihak kepada ku? Mengapa bathin ini diam saja dan tak sedikitpun tergerak untuk membenci mereka yang menghujat agama ini? Ya, ALLAH. Kalau bukan karena hidayah-Mu, sungguh akan tertanam di dalam bathinku, terucap dari lisanku, dan terwujud lewat perbuatanku segala yang bertentangan dengan agama yang mulia ini. Bahkan boleh jadi aku tak mengenal agama ini sebagaimana ia diperkenalkan oleh pembawanya. Boleh jadi aku tak mengenal keseluruhan aturan yang ada di dalam nya. Dan boleh jadi aku telah terjatuh ke dalam perbuatan yang telah mengeluarkan aku dari nya. Kemudian, apa yang akan aku katakan ketika ditanya tentang siapa nabiku? Cukupkah kujawab: Nabiku Muhammad ? Semudah itukah fitnah qubur ? Rasanya tidak. Tidak akan semudah itu. Sebagaimana telah tertanam keyakinan dalam bathinku tentang kemuliaan akhlaqnya, sifat amanahnya, dan kejujurannya, tertanam pula keyakinan bahwa dialah ShallAllahu ‘Alaihi Wasallam teladan terbaik bagi umat manusia. Lantas bolehkah terlintas dalam benakku: “ Ada jalan untuk mendekatkan diri kepada ALLAH Subhanahu Wa Ta’aala selain dari yang telah dicontohkan oleh beliau ShallAllahu ‘Alaihi Wasallam” ? Bolehkah terucap lewat lisanku: “ Memelihara jenggot itu jorok, menjilat-jilati jari sehabis makan itu juga jorok, dan poligami itu jahat.” ? Bolehkah aku beranggapan: “Mengikuti Sunnahnya itu tidak wajib.” ? Sungguh tak mungkin aku mengatakan: “ Rasulullah ShallAllahu ‘Alaihi Wasallam lupa menyampaikan ini dan itu. Rasulullah ShallAllahu ‘Alaihi Wasallam sengaja menyembunyikan risalah, atau Rasulullah ShallAllahu ‘Alaihi Wasallam tidak mengetahui apa yang baik bagi umatnya. Sungguh tak mungkin aku mengatakannya. Namun mengapa sering bathin ini protes dan merasa berat dengan apa yang telah ia tetapkan dan contohkan ? Mengapa aqal dan hawa nafsu ini sering merasa lebih tahu -tentang baik dan buruk- ketimbang beliau ShallAllahu ‘ Alaihi Wasallam ? Ya, Allah. Kalau bukan karena hidayah-Mu, sungguh akan tertanam di dalam bathinku, terucap dari lisanku, dan terwujud lewat perbuatanku berbagai pengingkaran terhadap kenabian dan kerasulan Muhammad ShallAllahu ‘ Alaihi Wasallam. Boleh jadi itu bermula dari acuh tak acuhnya aku untuk mengenal nama-nama dan nasab beliau ShallAllahu ‘Alaihi Wasallam dan dari kurang minatnya aku membaca serta mempelajari riwayat hidupnya. Akhirnya butalah aku akan sunnah-sunnahnya dan tak mengertilah aku akan misi risalahnya. Dan jadilah aku orang yang hanya ikut-ikutan menyebut namanya tanpa memahami pertanggungjawabannya. Sanggupkah aku menjawabnya ?… Sungguh, aku akan berhadapan dengan pertanyaan yang jawabnya tak cukup di lisan, tetapi dari dalam keyakinan dan dibuktikan oleh perbuatan. Bukan hasil dari menghafal, tetapi dari beramal.Tak ada yang sanggup menuntun aku untuk menjawabnya kelak kecuali Engkau, Ya Allah. Aku tahu itu dan aku yakin, sebagaimana telah Engkau janjikan: يُثَبِّتُ اللّهُ الَّذِينَ آمَنُواْ بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ “ Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat …”(Ibrahim: 27) Sumber : Ushul Tsalasah Dikutip dari ahlussunnah-jakarta Penulis: Al Ustadz Abu Khaulah Zainal Abidin Judul: Setelah Ajal Menjemput

Daftar Blog Saya

Banyak hal di Dunia yang takkan sanggup kita fikirkan sendiri, banyak tawa yang tak seru jika dinikmati seorang diri, banyak air mata yang terlalu pedih untuk dialirkan sendiri, untuk itulah kita membutuhkan saudara/teman, membagi setiap kebaikan, mengoreksi tiap kesalahan, Ya Rabb....... Jika sekarang saudara/riku/teman2ku yang sedang tersenyum? Semoga menjadi ibadah, jika bersedih? Semoga kesedihan nya bisa menghidupkan hati dan jiwa. Jika sedang lelah? Semoga kelelahan nya menjadi penggugur dosa dosa. Aamiin ya Allah.
gif

KLIK SITE BUKERAN