KUTIPAN DARI SEORANG TEMAN

Bersahabat memang hebat. Mempertemukan segalanya. Membuka segala yang tertutup, dan menutup yang terbuka. Persahabatn menyediakan lebih lengkap dari supermarket segala ada sekalipun. Bukan saja suka dan duka, bahkan yang sudah terlupakan, karena hilang atau dihilangkan pun akan dicari. Dan pencarian itu dilakukan seperti Densus 88 mencari teroris. Artinya berhenti setelah di dapat. Hebat. Sahabat memang hebat. Semua dibabat. Bukan saja cerita, tetapi rasa dan berita. Maka tak bisa semua didadar dalam dialog. Perlu seluas langit pengertian. Persahabatan meningkatkan kebahagiaan dan mengurangi penderitaan, maka dia melumatkan musuh. Menguatkan kelemahan, melenturkan kekerasan. Reaksi intinya. Reaksi bukan laboratroris. Bahkan bukan khayal dan tak bisa ditelusuri akal. Maka harus dengan jiwa kita berangkat. Yang tersembunyi jadi tersingkap, misteri bahkan terkuak. Yang di sana menjadi begitu rapat mendekap. Ada haru ungu dan biru, ada bahagia yang merah saga, ada juga satir yang bikin nyengir. Waktu tidak pernah melarutkan apapun. Semua menjadi ada karena sahabat. Esensinya terletak pada pertemuan, dan di dalam pertemuan itu isinya berbagai, bukan transaksi. Ingat bukan transaksi. Maka tulus ada dasarnya. Sehingga berteman bukan bersahabat, bahkan lebih dari bersaudara. Ada tulus yang mendiferensiasikannya. Tulus adalah pekerjaan hati. Hati adalah sebongkah organ tubuh penentu keseluruhan hidup insani. Maka rentang deret hitung waktu kalendar atau putaran jam bukanlah patokan. Karena waktu merubah segalanya, dan orang harus berubah. Ketulusan itulah yang mengabadikannya. Hati yang bekerja. Konektifitas hati teraktualisasi dalam persahabatan, persahabatan yang disambungkan dengan tali silaturahmi tanpa batas dan itu akan menumbuhkan cinta. Cinta membahagia. Mengungkap. Memaknai. Bila tidak, persahabatn itu gagal. Bukan salah. Maka kegagalan adalah satu- satunya kesempatan untuk bertemu dengan perbaikan, berjumpa dengan kebaikan, membiakkan yang baik dan hanya yang baik-baik saja. “ Sudah pastilah kecintaan- Ku itu untuk orang-orang yang saling ziarah menziarahi kerana Aku. Sudah pasti pula kecintaan-Ku untuk orang yang saling cinta menyintai kerana Aku, sudah pasti pula kecintaan-Ku kepada orang- orang yang saling bantu membantu kerana Aku. Juga sudah pastilah kecintaan-Ku untuk orang yang saling tolong menolong kerana Aku.”