Terbentuknya Jagat Raya Menurut Pandangan Al-Quran
-
*BAB I*
*PENDAHULUAN*
*1. * *Latar Belakang*
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME dan sebagai wakil Tuhan di bumi
yang menerima amanat-Nya untuk ...
TRADISI BALIMAU
Tradisi .Balimau. Mensucikan atau Mengotri Dri Bsmillahrrahmnirrhim. Assalamu'alaikum wr wb.Segala puji hanya milik Allah, kita memuji-Nya, meminta pertolongan dan ampunan-Nya. Kami berlindung atas keburukan jiwa dan kburukan amal-amal kami. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allh, tdk akn ada sorngpun yg bsa mnyestknnya Dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, tidak akan ada seorangpun yang mampu memberikan hidayah petunjuk) kepadanya. Ketika bulan suci Rmadhan yg penuh berkah dan mngandung berbagai kmuliaan tiba, umat Islam menyambutnya dengan rasa gembira. Kgembiraan ini pun akan bernilai ibadah, sbgaimana dlam salah satu sabda Rasul: Barang siapa yang gembira menyambut Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya ke Nraka. Namun, kerapkali kgembiraan itu terefleksi dalam kgiatan-kgiatan yg justru mnjerumuskan ke api Nraka.Slah satu kegiatan yg biasa dgelar dan kadang kegiatan yang sudah mngkultur ini, turut mngantarkan ke api nraka adlah. tradisi Balimau. Tradisi ini biasanya dlakkan shari mnjelang msuknya blan Rmadhan, di sore hari dengan melakukan mandi, layaknya seperti mandi wajib dengan membersihkan najis, hadas dan segala kotoran serta meratakan air ke seluruh tubuh. Tetapi air tersebut ditambah dgn air asam limau dan dedaunan yang harum lainnya sebagai alat penyuci. Karena itu, masyarakat di Smatera Barat menyebut mandi ini dengan sbutan Balimau, smntara msyrakat Sumatera Utara mengenalnya dgn sbutan barpangir. Kmudian tmpat yang digunakan dalam tradisi ini bisa di kamar mandi saja, atau di sungai-sungai yg dpat digunakan untuk mandi. Kini, tradisi ini justru berkmbang di klangan kaula muda dngn balimau ke tempat"rekreasi seperti di sepanjang pantai atau tmpat trbuka lainnya lalu mnggelar mandi balimau berjamaah. tanpa adanya hijab antara laki" dengan perempuan yang bukan muhrim, bhkan kdang balimau ini mmang dlkukan mereka secara brpsangan, atau sekarang dikenal dengan istilah pacaran. Di antara alasan yang sering dikemukakan kenapa tradisi ini dilakukan adalah sebagai upaya penyucian diri. Ramadhan adalah bulan yang suci dimana segala aktifitas yang brnilai ibadah akan dilipatgandakan, segala doa dkabulkn, dan segala dosa diampunkn. sehingga bulan ini dikenal dengan bulan maghfirah. Maka sebelum bulan yang suci dan maghfirah ini tiba, dianggap perlu mensucikan diri (tazkiyah al-nafs), baik secara bathin (tazkiyah al-ruhaniah), seperti beristighfar, brsaaman dn saling maaf mmaafkn sesama muslim; maupun secara zhahir(tazkiyahal-jasadiyah trmasuk membersihkan tubuh dari segala kotoran.Selain itu, sering didengar dari orang yang mengemukakan alasan ini menganalogikan dengan orang yang akan menyambut hari penuh gembira, sebut saja ketika ssorang mengglar acara pesta prkawinan. Sebelum hari H acara tersebut, tuan rumah (ahlbait) tntu trlbih dhulu mmbrsikan rmh serta pkarangnnya. Taman pun ditata rapi, rumah dihiasi dengan brbagai bunga dn ukiran dnding nan elok dan sgala kotoran, termasuk debu-debu yang menempel di sudut ruangn pun akan disingkirkan. Smuanya dilakukan sebagai refleksi dari kebahagiaan untuk menyambut acara yang penuh bahagia sekaligus persiapan untuk menyambut para tamu terhormat, yang tentunya disambut dengan rasa bahagia pula. Demikianlah Ramadhan sebagai tamu agung yang dihormati dan senantiasa dharapkan khadirannya, dismbut dengan penyucian diri.Secara eksplisit ( tekstual), kegiatan balimau tidak ditemukan di dalam al-Quran dan Hadis. Tetapi al-Qur'an mengajak agar orang-orang beriman senantiasa hidup bersih dan mensucikan dirinya. Firman-Nya: Sesungguhnya Allah mencintai/menyukai orang-orang yg bertaubat dan orang-orang yg mensucikan diri. (QS. Al-Baqarah/2.222). Agaknya inilah salah satu landasan orang-orang yang senantiasa mengamalkan tradisi ini, sebagai upaya untuk mensucikan diri.Namun ada jg yg brpendapat bhw trdisi ini tdk ada hbungnnya dengan Islam, melainkan hanya sebagai warisan dari agama Hindu, lalu kemudian di-Islamisasikan. Sebelum Islam masuk ke wilayah Nusntra,agama Hindu diperkirakan lebih dahulu berkembang di kepulauan nusantara, termasuk di pulau Sumatera. Berdasarkan anggapan ini, maka ada sebagian yang menilai bahwa perbuatan ini adalah bid'ah. Terlepas dari adanya kontroversi mengenai hukum melakukan balimau ini, atau asal munculnya tradisi ini, apakah sebagai warisan dr agama Hindu, atau sebagai hasil interpretasi mereka terhadap ayat-ayat Allah, tetapi yang berkembang dewasa ini pada umumnya mereka tetap menjawab kalau tradisi ini dilakukan sebagai upaya untuk menyucikan diri. Namun yang menjadi persoalan adalah terjadinya prgeseran ke arah yang negatif, di mana generasi muda muslim melakukannya di tempat-tempat terbuka sebagaimana yang telah disinggung sebelumnya. Ironis memang, atas nama Islam, atas nama bulan suci Ramadhan, mereka menjustifikasi dan mlegalisasi tradisi balimau dgn cara mandi berjamaah antara laki" dengan perempuan tanpa hijab. Bisa dibayangkan, pemandangan apa yang terlihat di tempat seperti itu. Mereka memang berpakaian, tetapi hakikatnya tidak berbusana. Apalagi perempuan, tentu ia akan membasahi rambutnya, dan bagi mereka yang berjilbab, akan melepas jilbab tersebut. Lain lagi dgn air yang membasahi sekujur tubuh mereka, maaf, bentuk lekuk tubuhnya akan terlihat sangat jelas. Bahkan tak jarang di antara mereka mengenakan pakaian yang relatif tipis, skali lagi maaf, shingga pakaian dalam mereka pun jelas menerawang. Pemandangan inilah yang disaksikan oleh kaum pria. Sanggupkah mereka kaum laki-laki melenyapkan gairah dan nafsu syahwatnya tanpa muncul sedikit pun di benak mereka? Bukankah cara ini sm dgn mmprtontonkan auratnya di hadapan khalayak ramai? Sudah tak bernilai lagikah aurat perempuan di mata dirinya, orang tua, dan masyarakat di sekitarnya? Yang lebih ironis lagi, ada yg sengaja pergi brpasangan laki-laki dengan perempuan yang bukan muhrim lalu mandi pun secara berpasangan dan sesekali tubuh mereka bersentuhan, pulang pun dengan kondisi basah bergandengan tangan. Sungguh prilaku yang jauh menyimpang dr ajaran Islam yang ssungguhnya. Bukankah Allah memerintahkan agar kaum perempuan menutup auratnya dengan menutup seluruh tubuhnya, kecuali muka dan telapak tangan,(lihat QS. AI- Ahzab:59 dan An-Nur: 31). Allah S.W.T. berfirman: .Hai Nabi! Katakanlah kepada istri- istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri" orang mu'min: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.(Q.S. Al-Ahzab:59). Allah S.W.T. juga memerintahkan kaum wanita untuk menggunakan hijab sebagaimana firman Allah S.W.T. Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluan-nya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.(Q. S An-Nur: 31) Agar mereka dikenal identitasnya sebagai muslimah dan terjaga dari gangguan para lelaki yang tidak bertanggung jawab? Bukankah Rasul dengan tegas bersabda: Janganlah seorang laki-laki berkhalwat (berdua-duaan) dengan seorang wanita yang tidak halal baginya, karena ssungghnya pihak ketiga dari mereka adalah syetan, kecuali bila ia muhrimnya. (HR. Ahmad). Jika tradisi semacam ini (baca: mandi balimau berjamaah tetap dikembangkan dan dipertahankan, balimau jelas bukan mnsucikan diri, mlainkanmengotori dirinya, bahkan mengotori Islam itu sendiri. Kalangan non-Islam yang menonton kegiatan ini jelas akan menimbulkan imej negatif di benak mereka trhadap Islam yg biasanya mereka dengar menjunjung tinggi nilai" kebenaran dan mnentang prgauln bbas srta mmprtontonkn aurat di khalayak ramai, justru membiarkan, tanpa ada gerakan kongkrit melarang dan mencegah budaya ini berkembang. Melihat dari dampak yang ditimbulkannya, maka persoalan ini perlu disikapi dengan serius. Diruntut peran aktif dari seluruh komponen msyarakat untuk angkat tangan mencegah kemungkaran ini. Tokoh msyarakat dan orang tua diharapkan mampu mmbimbing ank dn kmanakannya secara logis dan bijaksana untuk tidak melakukan perbuatan yang merugikan itu. Para ulama juga mesti melakukan grakn, setidaknya mnsosialisasikn kepada jmaahnya, bahwa tradisi ini mengandung mudharat yang akan mengundang murka Allah S.W.T.. Demikian juga pihak pimpinan/pemerintah, diharapkan berperan dengan menutup tempat- tempat rekreasi yang dijadikan sebagai tempat pnyelenggraan balimau brjamaah tanpa hijab, apalagi bercampur antara laki-laki dengan perempuan yang bukan muhrim. Terutama kepada generasi muslim, sebagai pelaku utama, diharapkan sadar akan kegiatan yang menyimpang ini. Jangan kotori Islam dengan ulah tngan kita sndri. Jika balimau memang dianggap sebagai tradisi dan kkayaan budaya yg sharusnya dipertahankan, maka lakukanlah sesuai dengan ajaran Islam, bukan justru menentang ajaran Islam itu sendiri. Kemudian balimau bisa dipahami sebagai upaya untuk mensucikan diri (tazkiyah nafs), bukan secara formalitas semata ( tazkiyah al-jasadiyah), tetapi yang terpenting adalah melakukan penyucian ruhani (tazkiyah al- ruhaniyah) dan mampu memetik pesan yang terkandung di dalamnya. Untuk menghadap Allah Yang Maha Suci, tentunya diri kita mesti suci. Lihat saja bagaimana Nabi Muhammad S.A.W. sebelum ia diberangkatkan menuju Sidratul Muntaha dalam peristiwa Israk Mikraj, suatu riwayat diterangkan bhwa Nabi disucikn dlu qalbunya dengan cara malaikat membelah dadanya lalu membersihkannya dari segala sifat-sifat tercela serta mengisinya dengan iman, hikmah dan ilmu. Artinya untuk menemui Yang Maha Suci, sebaiknya diri kita juga disucikan terlebih dahulu. Maka kedatangan Ramadhan bisa dijadikan sebagai momentum untuk mensucikan diri dengan memuhasabah diri, atas kesalahan dan kekhilafan yang sudah tertoreh dalam kanvas kehidupan kita. Dengan kesadaran itu, kita sucikan diri ini dengan kembali beristighfar meskipun sebenarnya kita dianjurkan setiap saat untuk beristighfar dari segala dosa yang dilakukan, tetapi sekali lagi, menyambut Ramadhan jadikan sebagai momen lalu prsiapkn diri, baik dari segi kesiapan mental, kshatan fisik, maupn dari ksiapan ekonomi untuk melakukan brbagai kegiatan yang bernilai ibadah di bulan yang penuh berkah tersebut. Semoga kita termasuk orang-orang yang mampu memetik pelajaran dan mampu mensucikan diri, baik lahir maupun bathin.Amin..Yaa Mujiib Wallahu'alam Bishsawwab
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
ARTIKEL POSTS
30 SITUS BERBAHAYA DI DUNIA RIWAYAT PEZINA DI JAMAN MB MUSA AS RIWAYAT PEMERKOSA MAYAT INILAH LABELT DARI PADA MANGNGAR JAYA YANG PERTAMA LABELTS ISI POSTS MANGNGAR JAYA DENGAN LENGKAP LABELT BERIKUT INI ISINYA LUMAYAN LABELTS POSTS MANGNGAR JAYA TERBAGI LABELT MANGNGAR JAYA ABADI ISI LENGKAP LABELT MANGNGAR JAYA ISI LENGKAP LABELT POSTS MANGNGAR JAYA BEUTIFUL LABELT HARI HARI POSTS MANGNGAR JAYA LABELT POSTS MANGNGAR JAYA ISI CAMPUR2 LABELTS MANGNGAR JAYA ISINYA CAMPUR KLIK LABELT MANGNGAR RANGKUM LABELT BERIKUTNYA KLIK DISINI LABELT ISI POSTS MANGNGAR JAYA INI ADALAH ISI SEBAGIAN POSTING MANGNGAR JAYA KUMPULAN ISI POSTING DISINI KUMPULAN SERI SIRRUL ASRAR
Daftar Blog Saya
-
-
SHALAWAT KEPADA NABI SAW, MAKNA DAN KEUTAMAANNYA - Sesungguhnya Shalawat terhadap Nabi memiliki kedudukan yang tinggi di dalam hati setiap muslim, oleh sebab itu, kami akan membahas dengan ringkas tentang...
-
SURAH AL-FATIHAH - بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ *﴿١﴾* الحَمدُ لِلَّهِ رَبِّ العٰلَمينَ *﴿٢﴾* الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ *﴿٣﴾* مٰلِكِ يَومِ الدّينِ *﴿٤﴾* إِيّاكَ نَعبُدُ وَ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar