http://picasion.com/gl/2jwY/


widgets
http://picasion.com/gl/1Nts/

perasaan yang merasakan dosa

Imam Ibnu Qoyyim rohimahulloh berkata: "Induk semua kemaksiatan, baik kecil ataupun besar ada tiga (3) yaitu; Pertama: keterikatan hati kepada selain Alloh subhanahu wa ta'ala, yang tidak lain adalah syirik. Kedua: menuruti dorongan emosi, yaitu dzolim. Ketiga: menuruti keku atan syahwat, yang tidak lain adlah berzina. Target akhir keterkaitan hati dengan selain Allah swt adalah syirik dn mngklaim ada tuhan baru slain Allh swt. Target akhir mnuruti dorongan emosi adalh membunuh. Dan target akhir menuruti kkuatan syahwat adalah zina. Ketiga hal itu disebutkan Alloh subhanahu wa ta'ala secaara bersamaan di ayat berikut: "Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Alloh dan tidak membunuh jiw yg diharmkn Allh( mmbunhnya) kecuali dengan (alasan) yang bnar, dan tidak berzina, barng siapa yg melakukan yg demikian itu, niscya dia mndapt (pembalasan) dosa(nya)". (QS. Al Furqoon [25 ]: 68) (lihat Al-Fawaid: 106) Ketiga induk kemaksiatan tadi punya banyak cabang yang tidak diketahui matoritas manusia dan mereka yang tidak menyadari itu dosa yang wajib ditinggalkan. Diantara manusia ada orang yang perasaannya terhadap dosa telah mati, bahkan terhadap dosa-dosa yang besar skalipun. Ia sama sekali tidak menganggp dosa bsar sbagai dosa besar. Itulah hati yang telah ditutup dengan sumbatn. Akibtnya hti tidk punya nurani dn prsaannya mati, hingga tidak merasakan apa- apa. Akrab Dengan Kemungkaran Barangkali, sebab utama problem tidak merasa berdosa pada orang tertentu adlh karena akrab dngan kemungkaran, sebab terlalu sering dikerjakan. Hal ini sama sprti dngan keakraban kita dengan makhluk-makhluk Alloh subhanahu wa ta'ala yang besar, seperti langit, apa saja yang ada di dalamnya, bumi beserta apa saja yang ada di atasnya, sebab kita sering melihatnya. Kita merasa heran saat mendengar seseorang mendarat di bulan. Kita juga langsung heran ketika ada temuan-temuan baru. Tapi kita lupa pada sesuatu yang lebih hebat dari temuan-temuan manusia, sebab kita trbiasa mlihat makhluk-mkhluk Alloh swt itu. Dosa dosa jga seperti itu, jika terlalu sering dikerjakan. Hati akan menjadi akrab dngannya dn tidak lagi memungkirinya. Inilh yang paling ditakutkan Abu Hasan Az-Zayyat rohimahulloh, ia berlkata: Demi Allah swt, aku tidak peduli dengan banyaknya kemungkaran dn dosa. Yng paling aku takutkan adalah keakrabn hati dengn kmungkarn dn dosa. Sebab, jika ssuatu dikrjakan dengan rutin, maka jiwa akn mnjdi akrb dngnnya dan jika jiwa telh akrb dgn sesuatu maka jiwa jrang tidk terpengarunh dngnnya". (lihat Tabih Ghofilin: 93) Tidk merasa dihukum Allh swt Yang lebih berbahaya dari sikap akrab dengan kemungkaran adalah sikap tidk pduli dngan hukuman, hingga sampai taraf tidk merasa apa yang dialami sekarng sjati hukuman atas dosa yang telah dikerjakan. Mari kita dengar menuturkan Ibnu Al- jauzi rohimahulloh tentang orang yng smpai pada tahap ini: ktahuilh, ujian paling besar adalah merasa Amn tidk mendapatkan siksa stelh mengerjkn dosa. Bisa jadi, hukumn datng blakangan. Hukuman paling berat adlh sorang tidak merasakan hukumn itu, lalu hukumn mrenggut agama, memberanguskan hati, dan jiwa tidak punya kemampuan memilih dengan baik. Diantara efek hukuman ini adalah tubuh segar bugar dn seluruh keinginan trcapai. lihat Ahidu Al-Khotir: 169. Contoh lain adalah seorang sudah sekian lama tidk mngerjakn sholat shubuh brjama'ah dan ia menganggp biasa dosa ini. Ia merasa hatinya tidak sakit dn tahan bantingan mengha dapi drita dosa ini. Padahal, genersi prtama Islam mngunjungi sebgian dari mereka yg tidk sholat shubuh. Barngsiapa smpai taraf tidk merasa mendpatkan hukuman dosa, kondi sinya mngkhawatirkan. Sebb bisa jdi itu cikal bakl kejatuhn dirinya dn bukn mustahil ia kembali kejalan kesesatan. Menurut Ibnu Qoyyim rohimahulloh, itulah 'pembunuhan'. Lebih lengkapnya Ibnu Qoyyim berkata: "Dosa itu luka dan bisa jadi mnyebabkn kematian. (lihat Al- Fwaid: 54). Gnrasi Sahabat Khawatir Kebaikn Mereka Tidak Diterima Alloh subhanahu wa ta'ala Ada aspek lain yang amat diperhatikan generasi pertama Islam dan jarang diantara kita yang sampai tahap ini, yaitu khawatir kebaikan mereka tidak diterima. Al-Hasan Al-basri berkata: Aku pernah berjumpa dengan orang-orang yanng lebih menghindari hal-hal yng dihalalkan Allh swt dari pada upaya kalian menghidari hal-hal yang diharomkan Alloh swt. Aku juga pernah bertemu orang-orang yang lebih takut kebaikan-kebaikan mereka tidak di terima Allh dripada ktakutan mereka kepada ksalahan kesalahan mereka. (lihat Shifatu Ash-Shofwah:3/227) Itulah generasi terbaik yang tidak akan pernah ada lagi untuk kedua kalinya. Mereka tidak sperti kita, yang hanya sholat mlm bebrapa roka'at dan berinfak dngn bebrapa keping uang recehan, lalu mngira sudah berbuat banyak! Hati Yng Hidup Generasi pertama Islam adalah orang-orang yang berhati hidup, hati mereka sulit dikotori, dn cinta dunia gagal merusak prasaan berdosa yang mereka miliki. Salah seorang dari mereka selalu ingat satu dosanya selam empat puluh tahun dan merasakan dampaknya. Ubaidillah bin As- Suri mriwayatkan perkataan salah seorang generasi tabi'in, Al-Qudwah bin Sirin berkta: Aku thu dosa apa yang mmbuatku dililit hutang. Empat tahun silam, aku berkata kepada seseorang: Hai orang bangkrut". (lihat Shifatu Ash- Shofwah: 3 / 246) Tidak ada sorang pun yang sanggup ingt dosa yang telah terjadi empat puluh tahun yg silam, mlainkan orang yang dosnya sdikit, lalu mmpu menghi tungnya. Ketika kisah tersebut dice ritakan Abu Ubaidillah bin As-Suri kepada Abu Sulaiman Ad-Daroni, maka Abu Sulaiman Ad- Daroni berkata: Orang seperti Al- Qudwah bin Sirin sedikit dosanya. Karena itu dia tahu dari mana datangnya. Sedangkan dosa-dosaku dan dosa-dosamu banyak. Oleh sebab itu, kita tidak tahu dari mana datngnya". (lihat Shifatu Ash- Shofwah: 3 /246) Begitulah, mereka sellu merasa brdosa. Bhkan mreka mngaitkan dosa mreka dngan ujian yang menimpa mreka. Ibnu Al-Jauzi r.a mriwayatkan dari salah seorang generasi salaf bhw sseorg memaki dirinya, lalu org salaf itu menempel kan pipinya ke tnah, smbil berkata: Ya Alloh, ampunilah dosku, engkau membuat orang ini berkuasa atas diriku". (lihat Shoidu Al- Khotir: 338). Jika mereka tidak dapat melakukan aktivitas ibadah, mereka merasa itu disebabkan dosa yang telh mereka kerjakan. Abu Daud Al-Hafri brkata: Aku msuk krumah Kurz bin Wabirah dan mendapatinya menangis, aku bertanya kepadanya: "Kenapa anda menangis? Kurz bin Wabiroh men jawab: Pintuku tertutup, kehorma tanku trnoda, dan tadi malam aku gagal membaca Al-Qur'an seperti biasanya. Itu semua gara-gara satu dosa yang telah aku kerjakan". (lihat Shifatu Ash-Shofwah: 3 /112)Mnusia Yng Paling Hebat Ibadhnya Orang- orang seperti tadi pantas digelari Asy-Syahid dn pakar tafsir, Sa'id bin Jubair, sebgai slah sorang yang paling hebat ibadahnya. Ktika ditanya: " Siapa manusia yg paling hebat ibadahnya?" Sa'id bin Jubair menjawab: "Orang yang merasa terluka krena dosa dan jika ia ingat dosanya maka ia memandang kecil amal prbuatannya.(lihat Az- Zuhdu: 387) Itu org yng hnya mengerjakan satu dosa. Bgaimana dngan orang yang tidak pernh mngerjakan satu dosa dn menangis sbab gagal bera mal sholih srta mnduga itu disbbkn dosa yang telah dikerjakannya? Bgaimana mungkin dai yng berhati keras dapat disejajarkan dengan mereka? Pantaskah dalam kondisi hati keras itu kita meminta kmena ngan atas kebathilan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Daftar Blog Saya

Banyak hal di Dunia yang takkan sanggup kita fikirkan sendiri, banyak tawa yang tak seru jika dinikmati seorang diri, banyak air mata yang terlalu pedih untuk dialirkan sendiri, untuk itulah kita membutuhkan saudara/teman, membagi setiap kebaikan, mengoreksi tiap kesalahan, Ya Rabb....... Jika sekarang saudara/riku/teman2ku yang sedang tersenyum? Semoga menjadi ibadah, jika bersedih? Semoga kesedihan nya bisa menghidupkan hati dan jiwa. Jika sedang lelah? Semoga kelelahan nya menjadi penggugur dosa dosa. Aamiin ya Allah.
gif

KLIK SITE BUKERAN