http://picasion.com/gl/2jwY/


widgets
http://picasion.com/gl/1Nts/

Terpedaya oleh waktu

WAKTU

adalah zat yang berada di luar kekuasaan kita. Waktu ada bukan kita melainkan bersama kita. Maka kita ada di sini, di dunia ini, dalam suasana yang terus berubah krena pergiliran waktu. Ia terus berjalan dari detik ke detik menjadi menit, dari menit ke menit menjadi jam, dari jam ke jam menjadi pekan, dari pekan ke pekan menjadi bulan, dari bulan ke bulan menjadi tahun dan begitu seterusnya. Kita berada di sini dalam perputaran itu, sebagai sebuah upaya untuk mngikhlaskan sebuah kenyataan bahwa betapa kecil kuasa kita sebagai manusia. Pada saat yang sama, dngn rendah hti kita mnyadari sungguh sngguh betapa maha dahsyatnya kuasa Allah di atas segala yang kita alami dan rasakan bahkan yang kita ren canakan. Namun demikian, skalipun waktu, rentang waktu dan proses yang bergulir di dlmnya berada di luar jangkauan kita, selalu ada keha rusan bagi kita untuk memberinya makna. Saat ini, hari ini aku meng hadirkan beberapa renungan per jalanan ke hadapan kehidupan dan juga siapapun yang tulus mnerima dan membaca renungan ini, sbagai bagian dari upayaku untuk mmberi makna bagi waktu dan kehidupan. Harapannya, dengan demikian kita mampu memberi makna bagi wktu dan khidupan yang tak lelah mene mani kita. Bagiku, kerja pemberian makna ini sama sekali bukan ikhtiar untuk menunjukkan kegagahan dn kesombongan diri, melainkan untk memikul amanah Allah secara rendh hti sebagai pengelola dan pmimpin bumi. Krna itu, aku sangat bergem bira diberi kesempatan oleh Allah untuk memberi makna bagi waktu dan kehidupanku ini. Aku melakukn ini selain sebagai renungan juga sebagai provokasi kepada siapapun untuk terus berkarya dan berkarya. Menulis adalah salah satu cara ter baik bagiku untuk merekam semua yng telah lewat dan yang akan aku tunaikan. Aku ingin menjadi mnusia yang mampu memberi warna bagi kehidupan ini dengan warna yang indah. Aku mencoba memberi psan bahwa menulis di atas air mata adalh kehidupan itu sendiri. Bahkn menulis dalam keadaan sedih dan ditimpa derita adalah kehidupan itu sendiri. Tak ada yang sia-sia di sini, yang ada hanyalah keindahan kehi dupan. Di atas segalanya, sebagai manusia, aku mesti mampu mem buat sejarah hidupku sendiri. Seprti kata Paulo Fraire,

Seorang manusia adalah yang bisa mnentukan sejarahnya sendiri. Mka sebagai manusia, aku mesti membu ktikan sejarah hidupku sendiri. Krna akulah yang merasakannya, maka aku jugalah yang menuliskannya. Aku tk ingin hidup dlm kungkungn kemanusiaan seperti orang-orang yang mudah dimobilisasi, yang mudah diperalat, yang gampang disulut provokasi, yang suka mrasa besar di atas kekerdilan mereka di hadapan Sang Kuasa. Kalaupun aku seperti itu, renungan ini adalah upaya mngikis sekaligus mmbunuh sikap angkuh dan sombongku itu. Baik di hadapan Allah maupun di hadapan ciptaan-Nya. Aku ingin agar pada masa hidup ini, pada sisa umurku di dunia ini, aku mampu meneguhkan komitmenku untuk membongkr segala kondisi stagnasi dan kerapuhan dalam mewarnai kehidupnku. Bagiku, ini adlh upaya memerdekakan diri dari kenyataan yang selalu menjajah, termasuk rasa malas yang kadang berlebihan menjajah keterbatasanku. Pemerde kaan inilah kelak yang akan mnjadi modal besar untuk memerdekakan kmanusiaan sebagai umat maupun sebagai bangsa dan peradaban. Sdrhananya, aku ingin bisa mmulai hari ini hingga ke masa-masa yang akan datang, aku dan siapapun smakin giat untuk merubah krakter diri yang stagnasi menjadi jiwa yg terus bergerak, melakukan aktivitas yang membuat waktu dan seluruh sisi kehidupanku semakin brmakna. Tentu, ini bukan kerja sebentar, mudh dan murah. Karena sbetulnya di depn mataku, di hadapan kehidu panku masih banyak tersedia tirani yang membumi, musuh utama kemanusiaan yang terus menjajah kehidupan manusia hingga menyen tuh jiwa-jiwa mereka. Ia terlalu istimewa kalau dibiarkan terus me rasuk ke dalam sum-sum khidiupan manusia. Ia adalah sebuah kkuatan yang selalu mendominasi bahkan menghegemoni kehidupan mnusia. Ia adlh kemalasan. Bagiku, mnulis, walau sederhana seperti yang ter dapat dalam karya ini adalah sbuah upaya untuk menempatkan diri sebagai bagian dari pelaku dan pengendali kehidupan. Masa depan jangan lagi dititipkan kpda orang lain, karena aku sendiri lebih ber tanggung jawab untuk menata diriku, sehingga aku mampu meniti masa depan. Aku tak ingin orang lain mengatur aku tnp argumentasi yg kuat dan keutuhn rasionalisasi. Karena akulah yang mesti mngurus dan menata kehidupanku. Tentu di atas segalanya, Allah adlh tempatku mnyerahkn sgalanya. Aku mnyerah kepada kuasa-Nya yang tak tertan dingi di atas kelemahan dan keter batasanku. Aku meyakini bahwa gerbong waktu tidak akan pernah berhenti, ia terus berjalan mengang kut brbagai macam muatan. Pilihan nya tunggal, aku harus masuk. Dan di sana —suka atau tidak suka— sudah menunggu beragam masalh. Begitulah kehidupan. Apapun ujian, tantangan dan dinamikanya, aku mesti terlibat di dalamnya. Bagiku, dalam keseharian manusia, masalah hidup tak ada ubahnya laksana ombak yang menebas pantai, tak pernah berhenti sesaatpun sejak semula jadi. Jangankan berhenti, jedapun tidak. Adakalanya ombak itu kecil, ketika itu ia menjadi ayunan anak nelayan, tapi tempo-tempo ombak itu besar dan berubh mnjdi monster. Begitulah khidupan. Begitulah hidup dan dinamika di tanah rantauan. Berkejar- kejaran, timbul-tenggelam, naik-turun, ke tengah ke tepi.Ada daur alam yang tak pernah berubah, selalu berulng walau tak pernah sama. Dan ombak itu selalu saja bergulung-gulung berlarian menuju pantai, menerpa, membelai, kadang menerjang, bersurai demikian saja, lalu sepi sesaat, tapi kemudian datang lagi dan datang lagi. Setiap orang tentu punya alur kehidupannya masing-masing. kehidupan dunia dengan berbagai macam dinamikanya mnjdi bagian yang melekat dalam diri mnusia itu, shingga kdng mrekpun kadang ikut terhanyut. Ke mana ombak pergi, ke sanalah manusia menuju. Pikiran, kepribadian dan emosi juga turut terlibat secara penuh. Begitu juga aku. Apa yang mesti aku lakukan adalah tetap menitinya, alias tentu mengambil jarak secara tepat, tanpa harus selalu mengikuti arus dunia. Mengapa ombak? Lagi-lagi, karena ombak adlh aliran air yg dipngaruhi oleh angin. Ombak mengarahkan ke daratan, kalau aku di pinggir pantai. Sebaliknya, ombak mngarah ke perahu atau kehidupan yng aku tumpangi, ketika aku sedng brlayar dan hidup. Ombak dalam kontek ini adalah hidup itu sendiri, selalu ber golak dan bergejolak, sering brubh haluan, tetapi ia adalah petanda kehidupan. Ketika ombak tidak lagi ombak, maka kehidupan menjadi mati. Semua manusia tentu melalui dan merasakan dan melewati sua sana-suasana itu. Begitu jugalah perjalanan dan pengalamanku di tanah rantauan. Waktu adalah kawan sekaligus musuh sekaligus musuh terbesar manusia. Dia dtang tanpa salam dan pergi tanpa basa-basi. Waktu tidak pernah mau ber kompromi dengan manusia, dan tidak pernah akan tertaklukkan. Hari demi hari, pekan demi pekan, bahkan tahun demi tahun, terus saja berlalu. Kelahiran dan kematian kemudian lalu lalang, mmperkokoh keperkasaan sang waktu. Di atas itu smua, Allah menyediakan penye laras yang membuatnya terarah. Hal ini bisa aku pahami dari sang Nabi ketika mendapatkan amanah risalah-Nya. Lelaki buta huruf itu tiba-tiba disuruh (baca: dipaksa) membaca. Bahkan sampai tiga kali. Dan pecahlah peristiwa itu dalam sejarah manusia; lelaki buta huruf itu lantas diangkat menjadi nabi, bhkn penutup mta rantai kenabian hingga akhir zaman. Begitulah perintah membaca mengawali pengangkatan Muhammad menjadi Nabi. Kelak, setelah menunaikan tugas kenabian itu slama 23 tahun, atau tepatnya 22 tahun 2 bulan 22 hari, Allah Swt. menutup per juangan beliau dengan satu ayat tentang kesempurnaan:

Hari ini tlh kusempurnakan bagimu agamamu, dan Ku- sempurnakan pula nikmat-Ku untukmu dan Aku ridho Islam sebagai agamamu. ” Artinya, di sini; di kehidupan ini aku dituntut untuk terus membaca dan mmbaca. Mmbaca waktu, membaca bulan, membaca matahari, mmbaca ombak, membaca angin, membaca karang di laut, membaca tantangan dan dinamika, membaca peluang dan kesempatan dan membaca kehidupan itu sendiri. Alam ikut terlibat membantu dengn memberi manusia banyak isyarat. Hanya saja kebanyakan manusia, terutama aku, seringkali terlambat mnyadari, kecerdasaanku sering terperosok di sudut dan terabaikan. Kata orang bijak,

Kita kadang baru teringat pedang yang tersarung di pinggang ketika perang sudah usai, atau kita sudah berada di luar gelanggang jadi pecundang.

Di sini sebetulnya tak ada krumitan. Yang ada hanyalah suasana baru dari kehidupan biasanya. Asal satu syarat: aku tetap menitinya dengan nilai- nilai wahyu-Nya. Mengapa? Karena Muhammad pun berubah total. Bukan saja perilakunya tapi juga cita-cita kehidupannya. Walau mesti diakui bahwa ketika perintah itu datang ia bertemu dgn manusia yang punya watak mnusia dengan dunianya sendiri. Risalh itu brjumpa dengan manusia yang tentu punya nalarnya sendiri. Namun, beginilah faktanya. Wahyu yang diawali dgan perintah membaca itu seiya-sejalan dengan fitrah kemanusiaan sang Nabi. Ini juga sebagai bukti nyata bahwa wahyu itu punya ruangnya dalam relung kehidupan manusia. Di sini yang diperlukan adalah ke mampuan mengendalikan. Mengen dalikan tidak selalu bermakna me nyetir. Sama sekali tidak. Yg utama adalah kemampuan mnerjemahkan pesan wahyu itu dalm ruang waktu yang mungkin rumit. Artinya, meski hidupku terkungkung dalam keku asaan waktu dan kehidupan, aku harus tetap melakukan ssuatu untk membuat waktu agar tidak smena mena mmperpndek sbuah khidupn dan memumpus sebuah harapan. Harus ada upaya pemanfaatan agar aku dapat memperpanjang umurku.

Bagiku, sesuatu yg dpt memperpan jang umur adalah karya. Sebuah karya lahir dari proses pemikiran, pemahaman, dan pencarian makna. Dengan karya itu sepasang mnusia yang telah pergi tidak akan pupus, tapi terus disebut, entah dengan pujian entah dengan makian. Itulah kalimat penjelas dari apa yang aku sbut sebagai penuntut ilmu, sbagai prnatau. Aku sangat percaya bhwa di saat penaku belum sanggup me nulis nama dan semua kebaikan mereka, maka pena Allah Yang Mha Kuasa sangat laten untk mnuliskan semuanya. Jujur, semuanya sangat bermanfaat untukku, yang hingga kini masih merangkai jaln titik temu antara aku dengan ilmu yang aku kais hingga kini. Aku meniti kehi dupan di tanah rantauan. Ya, aku masih mencari, meretas jalan untuk masa depan. Sementara waktu, nantikan aku dengan berdo ’a di hadapan kerahiban-Nya, semoga aku sgera kembali untk kmpungku, untuk negeriku (Indonesia) dan untuk agamaku (Islam). Akhirnya, di atas dan dengan air mata, aku akhiri pengantar ini dngan harapan semoga karya ini menjadi salah satu amal sholeh terbaik yang akan menjadi saksi kesungguhanku untuk menghamba kepada- Nya, sekaligus untuk membumikan nilai-nilai kebenaran agamaNya. Selamat membaca, mengambil hikmah dan pelajaran! Satu sisi Alam Semesta nan warna warni tertangkp kmera Mata buatan merekam Yang Ada di langit Jutaan tahun cahaya yang tak tertangkap kornea mata men jadi bukti adanya Dia Tak perlu alasan panjang untuk mndapatkan buktiCukup mata melihat gambar di layar kacaDan jadilah iman yang kokoh tak tergoyahkanCukuplah renungan satu menit jadilh kebaha giaan sepanjang jaman mnyaksikan keperkasaanNya di alam rayaJika mata tidak dibarengi bathin yang bersih maka gambar akan sia siaJika mata tidak tajam maka iman tak bertambahBersihkan mata dari debu debu kesombongan yang menghalangi penglihatan kepada NyaJika engkau belum mampu me lihatNya dengan bashirah maka sedihlah tak berjumpa walau hanya sper sejuta detik Pdahal Ilahi Rabbi dekat sekali dgn diri Yng Pengasih selalu hadir di alam ghaib dan alam dzahirAlam semesta hadir di pelupuk mata dalam gambar indah yang jadi petunjuk adanya Yang Maha Indah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Daftar Blog Saya

Banyak hal di Dunia yang takkan sanggup kita fikirkan sendiri, banyak tawa yang tak seru jika dinikmati seorang diri, banyak air mata yang terlalu pedih untuk dialirkan sendiri, untuk itulah kita membutuhkan saudara/teman, membagi setiap kebaikan, mengoreksi tiap kesalahan, Ya Rabb....... Jika sekarang saudara/riku/teman2ku yang sedang tersenyum? Semoga menjadi ibadah, jika bersedih? Semoga kesedihan nya bisa menghidupkan hati dan jiwa. Jika sedang lelah? Semoga kelelahan nya menjadi penggugur dosa dosa. Aamiin ya Allah.
gif

KLIK SITE BUKERAN